Pihak ketiga yang menyelidiki insiden tersebut mengatakan permintaan produk yang kuat dari Toyota kemungkinan merupakan penyebab masalah tersebut.
"Beberapa dari perusahaan mungkin merasa kesulitan mengekspresikan pendapat mereka secara bebas kepada Toyota karena dalam banyak kasus, Toyota yang membuat pesanan," jelas Toyoda.
Dia mengatakan mulai sekarang akan memprioritaskan pengawasan terhadap seluruh grup Toyota, bukan hanya produsen mobil. Toyoda juga berjanji akan mereformasi kesadaran grup tentang kepatuhan, dengan meningkatkan komunikasi dengan setiap perusahaan.
Pemeriksaan oleh Kementerian Transportasi Jepang
Kementerian Transportasi Jepang menginspeksi pabrik Toyota Industries di Jepang pada Selasa (30/1) untuk mencari fakta-fakta dari skandal tersebut.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, pemerintah diharapkan dapat menentukan tingkat hukuman administratif yang akan dijatuhkan kepada perusahaan. Kemungkinan hukuman tersebut seperti perintah perbaikan operasi hingga pencabutan setifikasi yang diperlukan untuk produksi massal.
Toyota mengatakan pada Senin bahwa mereka akan menghentikan pengiriman 10 model yang dijual secara global setelah Toyota Industries mengumumkan fabrikasi data pada mesin diesel. Kendaraan yang terkena dampak termasuk model-model populer seperti Fortuner, Innova, Land Cruiser, hingga Hilux.
Toyota Motor Corp dipisahkan dari Toyota Industries pada akhir 1930. Toyota Industries tetap menjadi salah satu pemegang saham terbesar di produsen mobil tersebut, dengan kepemilikan 8,82% pada akhir September 2023.
(del)