Federal Reserve diperkirakan akan memulai pemangkasan suku bunga acuan pada rapat Mei. Bahkan penurunannya bisa langsung 50–75 basis poin (bps).
Di samping itu, investor juga melihat ada peluang sekitar 40% Bank Sentral akan menurunkan suku bunga untuk pertama kalinya pada Maret, hampir delapan bulan setelah kenaikan suku bunga terakhir. Akan tetapi sebagian besar pejabat The Fed mengatakan terlalu dini untuk berspekulasi tentang pivot seperti itu.
Sebagai sentimen lanjutan, Powell mungkin saja akan mengatakan dia senang dengan penurunan inflasi baru-baru ini sambil terus menunjukkan sedikit urgensi untuk memotong suku bunga, menunjuk ke pasar tenaga kerja yang solid dan ekonomi yang tumbuh dengan kuat.
FOMC juga diperkirakan akan menegaskan kembali tujuan jangka panjang dan strategi kebijakan moneternya, seperti yang dilakukan pada pertemuan pertama para pejabat pada tahun 2023.
Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, investor menantikan dengan cermat hasil pertemuan The Fed yang diprediksi akan mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 5,25–5,5%.
“Dari sisi makroekonomi, investor minggu ini mempersiapkan diri menghadapi rilis data pasar tenaga kerja AS seperti JOLTS, ADP Employment Change, Initial Jobless Claims dan Non-Farm Payrolls. Selain itu, data ekonomi AS yang lain seperti University of Michigan US Consumer Sentiment Index, ISM Manufacturing Index dan Factory Orders juga di jadwalkan di rilis minggu ini,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Dari regional, investor juga sedang mempertimbangkan dampak jangka panjang dari keputusan pengadilan di Hong Kong terkait dengan likuidasi perusahaan properti China Evergrande Group. Dengan utang perusahaan yang mencapai lebih dari US$300 miliar, spekulasi tentang bagaimana kreditur akan mendapatkan kembali investasinya terus muncul.
Bahkan jika mereka berhasil mendapatkan kembali dana mereka, pertanyaan tentang dampaknya terhadap prospek ekonomi China dalam jangka panjang pun juga hadir. Krisis di sektor properti telah menjadi faktor kunci dalam penurunan tajam pertumbuhan ekonomi China secara keseluruhan.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 0,49% ke 7.192 dan didominasi oleh volume pembelian, namun pergerakannya masih berada di fase downtrend-nya.
“Saat ini posisi IHSG diperkirakan sedang berada di awal wave c dari wave (ii) sehingga pergerakannya masih rawan melanjutkan koreksinya ke rentang 6.925-7.021 dengan catatan IHSG belum mampu menembus 7.271,” papar Herditya dalam risetnya.
Herditya juga memberikan catatan, dapat diperhatikan area penguatan IHSG dalam jangka pendek yang diperkirakan akan menguji 7.202-7.218.
Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, ADRO, AMMN, CTRA, dan MEDC.
Kemudian, Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, IHSG berpotensi bergerak di zona hijau dengan melanjutkan tren penguatan menuju 7.200–7.230 pada perdagangan hari ini.
“IHSG berpeluang lanjutkan rebound ke kisaran 7.200–7.230. Secara teknikal, rebound didukung volume dan terbentuk golden cross pada indikator Stochastic RSI,” tulisnya.
Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi BBRI, BRIS, MAPI, UNVR, AUTO, dan BSDE.
(fad/aji)