Kamran Haider - Bloomberg News
Bloomberg, Pengadilan Pakistan menjatuhkan hukuman 10 tahun penjara kepada mantan Perdana Menteri (PM) Imran Khan setelah dinyatakan bersalah melanggar undang-undang kerahasiaan negara dengan memublikasikan kabel diplomatik (diplomatic cable) saat masih menjabat.
Menurut pengacara Khan, Shoaib Shaheen, hakim pengadilan khusus Abual Hasnat Muhammad Zulqarnain menjatuhkan vonis kepada mantan bintang kriket tersebut pada Selasa (30/1). Mantan Menteri Luar Negeri Shah Mahmood Qureshi juga dijatuhi hukuman sepuluh tahun penjara sebagai pihak yang turut membantu dalam kasus yang sama.
Putusan tersebut akan diuji di pengadilan yang lebih tinggi karena persidangan dilakukan "dengan tergesa-gesa, secara ilegal," kata Shaheen dalam pesan teks.
Ini adalah hukuman kedua Khan setelah pengadilan terpisah tahun lalu menjatuhkan hukuman tiga tahun penjara untuk korupsi, yang juga mendiskualifikasinya dari mengikuti pemilihan. Hukumannya kemudian ditangguhkan oleh pengadilan tinggi, namun tidak membatalkan hukumannya.
Politisi yang vokal ini harus menghadapi lebih dari 170 kasus dan partainya juga secara efektif dilarang untuk ikut dalam pemilihan nasional pada 8 Februari. Khan menyatakan tuduhan ini bermotif politik dan hasil dari konfrontasi publiknya dengan militer setelah dia dicopot dari jabatan dalam mosi tidak percaya parlemen pada April 2022.
Khan telah ditahan di penjara kota garnisun Rawalpindi untuk menghadapi kasus pengadilan lainnya dan tidak terlihat di depan umum sejak hukuman pertamanya pada Agustus. Ajudannya, yang mengelola akun X-nya, memposting pesan yang meminta para pendukung Khan untuk tetap tenang dan "membalas dendam dengan memilih partainya" dalam pemilihan minggu depan.
Indeks saham acuan Pakistan jatuh 1,5% hingga ditutup pada level terendah dalam sebulan setelah putusan tersebut karena investor menilai stabilitas politik menjelang pemilihan umum. Obligasi dolar Pakistan yang jatuh tempo April diindikasikan naik 1 sen untuk diperdagangkan sekitar 98 sen per dolar.
Politikus berusia 71 tahun itu telah menuduh AS, rival politiknya yang dipimpin oleh mantan perdana menteri Nawaz Sharif, dan militer berkonspirasi untuk menyingkirkannya dari kekuasaan. Tuduhan itu dibantah oleh ketiganya.
Pada hari-hari menjelang mosi tidak percaya terhadapnya, Khan mempublikasikan kabel diplomatik rahasia yang dikirim oleh mantan duta besar Pakistan di Washington.
Meskipun tidak diizinkan untuk mengikuti pemilu, Khan tetap menjadi politisi paling populer di Pakistan meskipun lawannya Sharif telah memperoleh banyak dukungan sejak kembali dari pengasingan diri tahun lalu. Jajak pendapat Gallup yang dilakukan bulan lalu menunjukkan tingkat dukungan untuk Khan berada di 57%, sedikit lebih rendah dari 60% pada Juni tahun lalu.
(bbn)