Kemudian saham-saham yang melemah dalam dan menjadi top losers di antaranya PT Citra Nusantara Gemilang Tbk (CGAS) yang anjlok 24,9% PT SinergiMulti Lestarindo Tbk (SMLE) yang jatuh 10,4%, dan PT Multi medika Internasional Tbk (MMIX) yang ambruk 9,87%.
Sementara indeks saham utama Asia kompak menapaki jalur merah. Pada pukul 14.20 WIB, Shenzhen Comp. (China), Hang Seng (Hong Kong), Shanghai Composite (China), Indeks CSI 300 (China), SENSEX (India), TW Weighted Index (Taiwan), KLCI (Malaysia), PSEI (Filipina), Topix (Jepang), KOSPI (Korea Selatan), dan juga SETI (Thailand) yang terpangkas masing-masing 2,7%, 2,34%, 1,84%, 1,78%, 0,9%, 0,47%, 0,17%, 0,13%, 0,1%, 0,07%, dan 0,05%.
Di sisi berseberangan ada sejumlah indeks yang berhasil menguat, dipimpin oleh IHSG (Indonesia) yang terbang 0,49%, Straits Times (Singapura) dengan kenaikan 0,25%, dan Nikkei 225 (Tokyo) menguat 0,11%.
Bursa Saham Asia gagal memanfaatkan momentum penguatan di Bursa Saham Amerika Serikat. Dini hari tadi waktu Indonesia, tiga indeks utama di Wall Street kompak ditutup menghijau. Nasdaq Composite, S&P 500, Dow Jones Industrial Average, dan masing-masing naik 1,12%, 0,76%, dan 0,59%.
Investor tengah menantikan rapat Komite Pengambil Kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Open Market Committee/FOMC) yang hasilnya akan diumumkan pada Kamis dini hari waktu Indonesia.
Sejauh ini, pasar memperkirakan Gubernur The Fed Jerome Powell dan sejawat akan mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25–5,5%.
“Rapat FOMC akan memberikan petunjuk kapan kira-kira suku bunga acuan akan turun dan apakah The Fed akan hawkish atau dovish dalam kebijakan moneter mereka,” kata Jim Wyckoff, Analis Senior Kitco Metals, seperti yang diwartakan oleh Bloomberg News.
Adapun indeks regional tertekan imbas likuidasi raksasa properti yang terjerumus utang sangat dalam, China Evergrande Group, pada Minggu ini telah meningkatkan kekhawatiran tentang sektor real estat yang diperangi, yang menjadi masalah bagi para investor dan jadi penghambat utama bagi perekonomian terbesar kedua di dunia ini.
China Evergrande Group, resmi diperintahkan untuk likuidasi oleh pengadilan Hong Kong. Ini merupakan sebuah kode hukum yang menakjubkan bagi pengembang properti yang paling banyak berhutang di dunia itu.
Keputusan pengadilan yang dikeluarkan pada Senin ini mengukuhkan perusahaan pembangun rumah tersebut, yang memiliki kewajiban sebesar 2,39 triliun Yuan atau setara dengan US$333 miliar, sebagai simbol paling menonjol sejauh ini dari krisis real estat China, yang telah menghambat pertumbuhan ekonomi dan juga merusak kepercayaan konsumen.
(fad/wep)