Kembalinya dana asing ini menjadi pendorong penguatan nilai tukar rupiah. Tahun ini, rupiah telah menguat 3,2% terhadap dolar AS, terbaik kedua di Asia. Pada pukul 13:00 WIB, US$ 1 diperdagangkan di Rp 15.080.
Akan tetapi, apresiasi ini tidak akan selamanya. “Rupiah akan mengalami konsolidasi setelah apresiasi yang begitu cepat,” sebut Galvin China, Strategist di Natwest Markets yang berbasis di Singapura, sebagaimana diwartakan Bloomberg News.
Chia memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 15.160-15.300/US$ pekan depan atau jelang liburan Tahun Baru Imlek.
Meski demikian, ada pula yang memperkirakan rupiah bisa melanjutkan penguatan menuju Rp 15.000/US$ pada akhir Maret. Sebab, Indonesia akan mendapat sentimen positif dari pengurangan laju pengetatan moneter di AS.
“Rupiah digerakkan oleh investor asing yang membeli obligasi domestik, itulah kekuatannya,” ujar Brendan McKenna, Emerging Market Currency Strategist di Wells Fargo Securities yang berkedudukan di New York (AS), dikutip dari Bloomberg News.
(aji/bbn)