Adapun total kapitalisasi pasar aset kripto tengah berada di level US$1,66 triliun, menguat 2,25% dalam 24 jam. Sementara di waktu yang sama, Bitcoin juga mengalami kenaikan 2,85% ke posisi US$43.359.
Pada posisi selanjutnya, ada Ethereum (ETH) yang juga menguat dalam 24 jam, naik 1,77% menuju harga US$2.309,83. BNB Koin tercatat ketiga pada daftar aset kripto paling menguat kinerjanya, adapun angka kenaikannya mencapai 1,47% pada harga US$311,12.
Beberapa Altcoin juga mencatat kenaikan yang signifikan dalam 24 jam ini. Seperti, SUI yang meroket 15,75% bertengger di US$1,63, Stacks (STX) menguat 8,5% bergerak di kisaran US$1,60. Selanjutnya Cardano (ADA) berhasil kembali naik ke atas harga US$0,5312 dengan menguat sebesar 10,91% dalam tujuh hari.
Mencermati lebih lanjut, Panji melacak penyebab penurunan Bitcoin pada pekan lalu, yang cukup mengejutkan pasar usai diselimuti katalis positif. Pertama, aksi "Sell the News" dan Profit Taking usai berita ETF Bitcoin Spot disetujui. Di mana akumulasi besar telah dimulai sejak Blackrock mengajukan ETF Bitcoin spot sejak Juni 2023.
Kedua, penjualan Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) yang terjadi secara masif. Diketahui investor Grayscale menjual lebih dari US$2 miliar GBTC sejak diubah menjadi ETF, termasuk penjualan saham senilai US$1 miliar oleh FTX.
"Kabar penjualan Bitcoin oleh Pemerintah AS, Pemerintah AS berencana akan menjual sekitar 2.930 Bitcoin senilai US$117 juta – US$130 juta hasil sitaan dari Silk Road," lanjut Panji.
Sentimen selanjutnya terkait dengan perpanjangan Keputusan SEC, di mana SEC kembali memperpanjang periode keputusan terkait aplikasi BlackRock untuk ETF Ethereum Spot hingga 10 Maret 2024 mendatang.
Panji juga menyebut terkait dengan sentimen pekan ini yang menarik dicermati. Pertama, Federal Open Market Committee (FOMC) akan memulai pertemuan kebijakan dua hari pada Selasa (30/1) dan Rabu (31/1).
Sejauh ini, pasar memperkirakan Gubernur The Fed Jerome Powell dan sejawat akan mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25–5,5%.
Mengutip CME FedWatch, kemungkinannya mencapai 97,9%, hampir pasti dipertahankan usai kenaikan suku bunga ke kisaran 5,25%–5,5% yang merupakan level tertinggi dalam 22 tahun, dan berpotensi akan mulai memangkas suku bunga pada pertemuan Maret atau Mei 2024
Kedua, terkait dengan pengajuan ETF Bitcoin di Hong Kong, SFC atau Hong Kong Securities and Futures Commission menerima aplikasi pertama untuk ETF Bitcoin, dengan 10 lembaga keuangan lainnya aktif mempersiapkan peluncuran ETF mereka.
“Hong Kong berpotensi menjadi negara Asia pertama yang menyetujui ETF Bitcoin Spot dengan harapan meluncurkan ETF Bitcoin Spot pertama setelah Tahun Baru Imlek pada 10 Februari,” jelasnya.
Mulai 29 Januari Google mengizinkan iklan untuk produk ETF di AS, memungkinkan BlackRock, VanEck, dan Franklin Templeton luncurkan kampanye iklan untuk ETF Bitcoin spot mereka. Langkah ini tidak hanya membuka peluang baru bagi Bitcoin ETF, tetapi juga menandakan pengakuan yang semakin meningkat terhadap aset kripto sebagai kelas aset yang sah.
Secara teknikal, analisis Panji, Bitcoin bergerak di kisaran US$43.200 naik di atas MA-20 dan MA-50. Selanjutnya, jika Bitcoin dapat bertahan di atas MA-50 tersebut, atau di kisaran US$42.850 maka berpotensi menuju area resistance US$44.500 dan selanjutnya di US$45.500.
Sementara, jika breakdown di bawah MA-50 potensi penurunan ke support dinamis MA-20 di kisaran US$42.000 dan support terdekat berada di US$40.500
“Meski demikian, investor dan trader perlu tetap berhati hati serta mengikuti perkembangan pasar sehingga penting untuk melakukan riset mandiri dan berinvestasi dengan profil risiko masing masing,” saran Panji.
(fad)