Friendster adalah media sosial pertama yang dikenal orang Indonesia. Seorang programer asal Kanada bernama Jonathan Abrams membuat Friendster pada tahun 2002 dan mulai beroperasi pada tahun 2003.
Nama Friendster sendiri diambil dari dua suku kata, yakni ‘Friend’ yang berarti teman, dan ‘Napster’ yang artinya fenomena.
Friendster mulai berjaya pada tahun 2000-an di kalangan remaja yang ingin mencari teman atau pacar melalui internet. Friendster berkembang menjadi platform media sosial yang memungkinkan orang-orang dari seluruh dunia terhubung satu sama lain.
Menurut data Venturebeat, pada Juni 2008, Friendster memiliki 37,1 juta pengguna aktif setiap bulan, sebagian besar dari Asia. Jumlah total pengguna Friendster pada tahun itu mencapai 115 juta.
Friendster sempat mendapatkan dana hingga lebih dari US$50 juta dari sejumlah modal ventura, seperti Kleiner, Perkins, Caufield & Byers, dan Benchmark Capital, atas prestasinya ini. Pada tahun 2003, Google juga pernah menawarkan US$30 juta untuk membeli Friendster, tetapi tawaran itu ditolak.
Kepopuleran Friendster mulai tergerus ketika Facebook muncul pada tahun 2004. Meski Friendster melakukan revolusi pada platformnya, namun Facebook sukses melakukan pendekatan yang lebih baik kepada para pengguna.
Facebook milik Mark Zuckerberg dengan cepat memperbaiki kekurangan Friendster dan secara bertahap mengubahnya. Facebook unggul dari platform media sosial lainnya dalam hal fitur dan bug.
Friendster akhirnya dibeli seharga US$40 juta pada tahun 2009 oleh perusahaan asal Malaysia bernama MOL Global karena penurunan penggunanya. Friendster kemudian menjadi situs web game. Pada 31 Mei 2011, semua data pengguna Friendster dihapus. Facebook akhirnya memenangkan persaingan dengan menguras semua pengguna Friendster.
Friendster sekarang berencana untuk kembali dan pastinya ingin mengulang kesuksesan yang pernah mereka capai. Tidak jelas kapan Friendster secara resmi diluncurkan. Namun, mari kita tunggu perkembangan menarik dari jejaring sosial jadul tersebut.
(ros/wep)