Logo Bloomberg Technoz

Kemudian saham-saham yang melemah dalam dan menjadi top losers di antaranya PT Citra Nusantara Gemilang Tbk (CGAS) yang anjlok 16,4% PT Lippo General Insurance Tbk (LPGI) yang jatuh 14%, dan PT Multi medika Internasional Tbk (MMIX) yang ambruk 13%.

Sebagian besar Bursa Saham Asia menapaki jalur pelemahan, terutama saham-saham China. Pada pukul 12.20 WIB siang hari, Hang Seng (Hong Kong) jatuh 2,25%, Shenzhen Comp. (China) drop 1,27%, Indeks CSI 300 (China) terjungkal 0,96%, Shanghai Composite (China) terjungkal 0,78%, TW Weighted Index (Taiwan) ambles 0,21%, KLCI (Malaysia) terdepresiasi 0,04%, dan SETI (Thailand) merah 0,03%.

Sementara itu, PSEI (Filipina) ada di zona hijau dengan kenaikan 0,87%, Nikkei 225 (Tokyo) yang berhasil menguat 0,4%, Straits Time (Singapura) terangkat 0,85%, Topix (Jepang) menguat %, dan KOSPI (Korea Selatan) menghijau 2,38%.

Secara regional, saham-saham China mendapati katalis negatif dari harapan akan sebuah paket stimulus serta langkah Bank Sentral untuk memotong rasio persyaratan cadangan–jumlah uang tunai yang harus disimpan oleh para pemberi pinjaman yang kian memudar, makin menggarisbawahi perlunya para pembuat kebijakan mengambil lebih banyak langkah untuk menghidupkan kembali kepercayaan investor.

"Sudah menjadi konsensus bahwa para pembuat kebijakan perlu berbuat lebih banyak untuk membantu pasar," kata Willer Chen, seorang Analis di Forsyth Barr Asia di Hong Kong, seperti yang diwartakan Bloomberg News.

Pasar saham China tersengat likuidasi raksasa properti yang terjerumus utang sangat dalam, China Evergrande Group, pada Minggu ini telah meningkatkan kekhawatiran tentang sektor real estat yang diperangi, yang telah menjadi masalah bagi para investor dan menjadi penghambat utama bagi perekonomian terbesar kedua di dunia ini.

China Evergrande Group resmi diperintahkan untuk likuidasi oleh pengadilan Hong Kong. Ini merupakan sebuah kode hukum yang menakjubkan bagi pengembang properti yang paling banyak berhutang di dunia itu.

Keputusan pengadilan yang dikeluarkan pada Senin ini mengukuhkan perusahaan pembangun rumah tersebut, yang memiliki kewajiban sebesar 2,39 triliun Yuan atau setara dengan US$333 miliar, sebagai simbol paling menonjol sejauh ini dari krisis real estat China, yang telah menghambat pertumbuhan ekonomi dan merusak kepercayaan konsumen.

(fad)

No more pages