Logo Bloomberg Technoz

Korut merilis gambar yang menunjukkan rudal yang muncul dari air, tanpa mengatakan apakah rudal tersebut ditembakkan dari kapal selam atau platform bawah air.

Pada September, Korea Utara mengadakan upacara peluncuran kapal selam baru yang katanya mampu melakukan serangan nuklir taktis. Publikasi spesialis Naval News dalam sebuah analisis mengungkapkan, gambar-gambar awal menunjukkan bahwa kapal selam itu kemungkinan memiliki 10 tabung untuk rudal dan merupakan kapal Kelas Romeo yang dirancang oleh Soviet yang telah dimodernisasi.

Meskipun Korea Utara dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB untuk menguji coba rudal balistik, negara itu tidak menghadapi larangan seperti itu untuk rudal jelajah.

Rudal balistik terbang dalam lintasan melengkung dengan kecepatan supersonik dan tidak bertenaga saat turun. Rudal jelajah melaju dengan kecepatan subsonik dan dapat terbang di ketinggian rendah. Rudal ini dapat bermanuver, sehingga lebih sulit dideteksi dan dicegat.

Selain rudal jelajah, Korea Utara pada pertengahan Januari lalu menguji coba pesawat tak berawak bawah air yang katanya dapat melakukan serangan nuklir--sesuatu yang diragukan oleh para ahli senjata.

Dalam salah satu provokasi terbesarnya baru-baru ini, Korea Utara menembakkan rudal balistik jarak menengah pada awal Januari yang mampu menghantam pangkalan AS di Asia dalam peluncuran pertamanya di 2024. Media resmi Korut mengatakan bahwa rudal tersebut adalah rudal "hipersonik", yang mengindikasikan bahwa rudal tersebut mengerahkan kendaraan masuk kembali yang dapat membawa hulu ledak nuklir dan bermanuver dengan kecepatan tinggi.

Melalui uji coba tersebut, Kim kemungkinan menunjukkan bahwa ia memiliki berbagai metode untuk meluncurkan serangan, menambah kontinjensi perencanaan bagi AS dan sekutunya di kawasan--Jepang dan Korea Selatan.

Kim dan media resminya telah mengecam AS dan Korea Selatan hampir setiap hari selama sebulan terakhir, dengan pemimpin Korea Utara mengatakan bahwa waktu untuk penyatuan damai dengan Korea Selatan telah berakhir dan berusaha untuk menghapus konsep tersebut dari konstitusi negara.

Selama akhir pekan, surat kabar terbesar Korea Utara, Rodong Sinmun, menerbitkan sebuah artikel yang menyebut AS sebagai "musuh umat manusia," yang mengatakan bahwa Washington mendorong semenanjung tersebut ke ambang perang.

Sementara itu, Kim telah meningkatkan kerja samanya dengan Rusia. AS dan Korea Selatan menuduhnya mengirim amunisi dalam jumlah besar kepada Presiden Vladimir Putin untuk membantunya dalam invasi ke Ukraina.

Moskow dan Pyongyang membantah tuduhan tersebut, tapi citra satelit sejak Oktober menunjukkan adanya arus pengiriman yang stabil antara kedua negara, yang kemungkinan besar dilakukan di perairan teritorial kedua negara untuk menghindari larangan internasional.

(bbn)

No more pages