“Tadi sudah disampaikan bahwa [kendaraan] roda empat penjualannya pada Januari [2023], dibandingkan dengan tahun lalu, naik mendekati 12%. Kumulatif jumlah pembelian domestik 1.048 juta unit, naik 18%. Ekspornya untuk CBU [completely built up] 473.000 [unit] dan jika ditambah dengan CKD [completely knocked down] totalnya mendekati 600.000 unit. Jadi kapasitas produksi sudah naik luar biasa. Di sini ada kontribusi pemerintah yang besar terhadap penjualan,” ujarnya melalui pernyataan resmi, Jumat.
Guna menyokong industri kendaraan listrik, dia kembali menegaskan pemerintah telah mengucurkan insentif tahap awal untuk kendaraan sepeda motor listrik senilai Rp7 juta per unit untuk total 200.000 unit sepeda motor listrik baru dan 50.000 unit sepeda motor konversi dari konvensional ke listrik.
Pemberian insentif sepeda motor listrik baru diprioritaskan untuk masyarakat produktif, di antaranya penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR), Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM), Bantuan Subsidi Upah (BSU), termasuk keluarga penerima subsidi listrik (450VA dan 900VA).
Dari sisi inovasi, produsen mobil dunia saat ini telah menyematkan teknologi fuel cell agar menjadi lebih ramah lingkungan.
“Untuk itu, penerapan energi baru terbarukan (EBT) dan teknologi fuel cell perlu untuk terus ditingkatkan, sehingga mampu menjadikan Indonesia sebagai basis produksi kendaraan dengan teknologi dan model terbaru sekaligus menumbuhkan ekspor,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Airlangga menyampaikan apresiasi kepada Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) atas terlaksananya GJAW 2023 yang ditujukan untuk memamerkan perkembangan industri otomotif Indonesia, membangun permintaan konsumen, dan menciptakan pasar yang kuat.
“Semangat pameran kali ini tentunya diapresiasi, karena dana pihak ketiga di perbankan jumlahnya besar. Dalam pandemi ini, angka dari dana pihak ketiga terutama deposito di atas Rp5 miliar ini belum terserap. Jadi silakan industri otomotif, industri properti untuk menyerap karena ini akan menumbuhkan perekonomian nasional,” tuturnya.
Mengutip catatan Gaikindo, akumulasi penjualan mobil listrik di Tanah Air sepanjang 2022 mencapai 15.437 unit. Realisasi tersebut melesat 383,46% dibandingkan dengan penjualan 2021 sebanyak 3.193 unit.
Dari keseluruhan penjualan mobil listrik, sebanyak 10.327 unit merupakan mobil listrik berbasis baterai atau battery electric vehicle (BEV). Penjualan mobil listrik jenis ini melesat 1.407,59% dari tahun sebelumnya yang tercatat hanya 685 unit.
Pada 2022, mobil listrik jenis hibrida (hybrid) juga berhasil terjual 5.100 unit, meningkat 106,23% dibandingkan dengan penjualan tahun sebelumnya sebanyak 2.473 unit.
Mobil listrik berbasis plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) pada 2022 hanya terjual 10 unit. Jumlahnya menurun 71,43% dibandingkan dengann 2021 yang sejumlah 35 unit.
(wdh)