Kemudian juga permintaan dari China, sebagai salah satu negara konsumen terbesar global, yang juga telah didukung dengan penurunan suku bunga domestiknya.
"Ketiga, yakni fundamental suplai minyak yang masih relatif baik," ujar dia.
Awal pekan ini, harga minyak dunia bergejolak setelah serangan terpisah oleh militan yang didukung Iran yang menewaskan tentara Amerika Serikat (AS) di Yordania dan menabrak sebuah kapal tanker di Laut Merah, yang meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.
Per hari ini, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret naik 0,3% menjadi US$76,99/barel pada Selasa (30/1/2024) pukul 7:47 pagi di Singapura. Brent untuk penyelesaian Maret turun 1,4% menjadi US$82,40/barel pada Senin (29/1/2024).
Pihak AS mengatakan militan yang didukung Iran itu telah membunuh tiga anggota militer dan melukai 25 lainnya dalam serangan pesawat tak berawak di dekat perbatasan Suriah, kematian pertama warga Amerika akibat serangan musuh sejak Israel dan Hamas berperang.
Hal itu menyusul serangan rudal militan Houthi terhadap sebuah kapal tanker yang dioperasikan atas nama Trafigura Group yang membawa muatan bahan bakar Rusia pada Jumat pekan lalu.
“Risiko geopolitik telah berkembang pesat menjadi realitas geopolitik,” kata Michael Tran, analis di RBC Capital Markets, dikutip Bloomberg News.
“Meskipun harga minyak global belum sepenuhnya mencerminkan meningkatnya ketegangan di Laut Merah, peristiwa yang terjadi pada akhir pekan ini kemungkinan besar akan mempercepat penurunan hasil yang diharapkan, baik untuk keamanan pasokan maupun harga minyak," ujarnya.
Belakangan, serangan di Yordania memang telah meningkatkan ketegangan AS-Iran dan mendorong seruan beberapa anggota parlemen Republik agar Presiden Joe Biden melancarkan serangan terhadap Iran.
Serangan terhadap kapal tanker yang membawa bahan bakar asal Rusia adalah yang paling signifikan hingga saat ini terhadap kapal pengangkut minyak.
Hingga akhir pekan lalu, para pengirim barang menganggap jalur yang aman bagi kapal-kapal yang terkait dengan Rusia dan Tiongkok setelah adanya jaminan sebelumnya dari militan Houthi, yang sebagian besar menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel, AS, dan Inggris.
(ibn/wdh)