Tahun lalu, Departemen Perdagangan AS juga membatasi ekspor pada teknologi pembuatan chip ke China karena kekhawatiran tentang ancaman yang dapat ditimbulkan terhadap kepentingan strategis AS.
Kepentingan geopolitik India tumbuh seiring dengan upaya Amerika untuk mengendalikan kekuatan China, melalui peningkatan fokus pada negara-negara yang tergabung dalam kelompok Quad yang juga mencakup Jepang dan Australia.
India melihat peluang untuk menutup kesenjangan teknologi negaranya saat investor dan perusahaan beramai-ramai meninggalkan China.
Perekonomian India yang menyentuh angka US$3,2 T (setara dengan Rp49.500 T) itu diproyeksikan menjadi salah satu yang tumbuh paling cepat di tahun-tahun mendatang. Pemerintahnya juga menawarkan insentif senilai US$10 M (Rp 154 T) untuk memenangkan proyek manufaktur dari perusahaan chip asing.
Meskipun telah menarik beberapa pemain kecil, program tersebut belum berhasil mendapatkan investasi dari para pemimpin industri seperti Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. dan Intel Corp.
Namun demikian, Raimondo melihat besarnya antusiasme dan optimisme terkait pekerjaan dan manfaat yang dapat dihasilkan oleh kedua negara dari rantai pasokan yang dapat diandalkan.
AS dan India tengah bekerja sama untuk menyelaraskan kontrol ekspor. Mereka akan melakukan dialog perdagangan baru yang berfokus pada masalah tersebut di mana AS akan diwakilkan oleh Biro Industri dan Keamanan Perdagangan.
India masih memilih untuk bersikap netral terkait konflik perang Rusia-Ukraina dan mengharapkan perdamaian. Meski hubungannya dengan Washington mulai menghangat, AS tetap frustasi atas sikap India yang enggan memberikan sanksi kepada Putin dan terus membeli minyak Rusia.
Pembicaraan IPEF
Bulan lalu, New Delhi menjadi tuan rumah putaran khusus negosiasi Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (Indo Pacific Economic Framework/IPEF).
IPEF merupakan upaya pemerintahan Presiden Joe Biden untuk memperdalam hubungannya dengan negara-negara Asia melalui berbagai isu. Inisiatif itu juga menjadi salah satu strategi AS untuk melawan pengaruh China yang meningkat, meskipun AS telah menegaskan bahwa ia tidak meminta sekutu untuk memilih antara Washington dan Beijing meskipun persaingan semakin ketat.
Pertemuan dengan 14 negara dimulai di Los Angeles pada bulan September dan difokuskan pada empat pilar yakni perdagangan, rantai pasok, energi bersih, dekarbonisasi dan infrastruktur (ekonomi bersih), serta perpajakan dan anti korupsi (ekonomi adil).
Putaran negosiasi bulan lalu tidak dihadiri oleh India, sehingga perdagangan tidak dibahas dan lebih berfokus pada tiga aspek lainnya. Departemen Perdagangan AS memimpin pembicaraan IPEF di tiga ranah tersebut.
Raimondo berharap India bisa bergabung dengan pilar perdagangan kerangka kerja tersebut, dan negara-negara lainnya dapat merasakan manfaat ekonomi dari inisiatif tersebut tahun ini.
Putaran negosiasi berikutnya akan berlangsung minggu depan di Bali, Indonesia.
--Dengan asistensi dari Adrija Chatterjee, Ian King, dan Jennifer Ryan.
(bbn)