Sedangkan saham-saham yang melemah dan menjadi top losers antara lain PT SinergiMulti Lestarindo Tbk (SMLE) yang jatuh 23,7%, PT Sentra Food Indonesia Tbk (FOOD) ambruk 14,4%, dan PT Satria Mega Kencana Tbk (SOTS) anjlok 13,4%.
Pada sore hari ini, sejumlah indeks saham utama Asia kompak bergerak menguat. SENSEX (India) yang berhasil menguat 1,82%, Topix (Jepang) menghijau 1,27%, Kospi (Korea Selatan) melonjak 0,89%, Hang Seng (Hong Kong) menguat 0,78%, Nikkei 225 (Tokyo) yang meningkat 0,77%, Weighted Index (Taiwan) terbang 0,69%, KLCI (Malaysia) terangkat 0,6%, SETI (Thailand) mencatat kenaikan 0,59%, menyusul IHSG (Indonesia) yang naik 0,28%.
Di sisi berseberangan ada indeks Shanghai Composite (China) yang melemah 0,92%, PSEI (Filipina) turun 0,83%, dan Straits Time (Singapura) kehilangan 0,61%.
Pandangan ukuran inflasi yang ditargetkan Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) hanya naik 2,6% pada Desember dari tahun lalu, jauh lebih baik dari level tertinggi selama empat dekade sebesar 7,1% yang terlihat pada tahun 2022.
Suatu ukuran yang disukai para pembuat kebijakan dari inflasi yang mendasari telah merosot ke laju tahunan paling lambat dalam hampir tiga tahun, dan ukuran ekspektasi inflasi yang diawasi secara luas telah turun sebagai akibatnya.
Seperti yang diwartakan oleh Bloomberg News, optimisme pasar tersebut membawa pengambil kebijakan Federal Reserve berpotensi akan memangkas suku bunga acuan pada tahun ini.
Menjelang pertemuan kebijakan Bank Sentral selama dua hari di pekan ini, yang usai pada Rabu di Washington, AS, investor memberikan peluang yang sama terhadap prospek bahwa The Fed akan mulai menurunkan biaya pinjaman pada keputusan berikutnya, pada Maret.
“Panggung sudah siap bagi The Fed untuk mengambil langkah menuju penurunan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang. Kami memperkirakan The Fed akan mulai menurunkan kisaran target suku bunga FFR pada Maret sebagai upaya untuk melakukan soft landing,” terang Stuart Paul dan Estelle Ou, Ekonom Bloomberg.
Sebagai sentimen lanjutan, pekan ini juga terdapat serangkaian terbitan data penting, mulai dari PDB Eropa pada Selasa, hingga PMI China dan inflasi Australia pada Rabu, kemudian inflasi Eropa dan keputusan kebijakan Bank of England pada Kamis.
“Kami pikir The Fed kemungkinan akan mengulangi sikapnya yang bergantung pada data dan berhati-hati bahwa mereka bersedia bersabar,” tulis analis di ANZ Bank Ltd, termasuk Miles Workman, dalam sebuah laporan.
Sentimen positif juga datang dari regional, pasar saham China berhasil mencatatkan kenaikan pertama di awal pekan, untuk kemudian berpotensi terus menghijau secara mingguan pertamanya sejak Desember, setelah regulator sekuritas negara tersebut mengumumkan, mereka akan menghentikan peminjaman saham-saham tertentu untuk short-selling mulai hari ini, Senin.
Investor strategis tidak akan diizinkan untuk meminjamkan saham selama periode lock-up yang telah disepakati, Shanghai Stock Exchange dan Shenzhen Stock Exchange mengatakan dalam rilis terpisah menyusul pernyataan Komisi Regulasi Sekuritas China (China Securities Regulatory Commission/CSRC).
(fad/wep)