Selanjutnya, ia juga memprediksi Bank Sentral AS atau The Fed akan memangkas suku bunga sebanyak dua sampai tiga kali di semester II tahun 2024 ini. Seperti diketahui, suku bunga The Fed saat ini berada di kisaran 5,25 persen hingga 5,5%.
Meskipun begitu, ia menilai The Fed harus berhati-hati dalam menurunkan tingkat suku bunga.
“Kalau kemungkinan resesi di AS mengecil, maka orang enggak akan pegang bond yang digunakan uangnya untuk transaksi. Demand bond akan naik, supply naik, maka price akan jatuh dan yield akan naik, ini yang akan membuat The Fed harus hati-hati dalam menurunkan tingkat suku bunga,” jelas Chatib.
Terakhir, ia juga mengatakan bahwa jika nantinya The Fed menurunkan suku bunga, maka rupiah bisa menguat. Namun ia menegaskan, terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi penguatan Rupiah, tidak hanya kebijakan suku bunga The Fed.
“Mestinya kalau lihat dari efek dari global, kalau fed itu menurunkan suku bunga, mestinya rupiah bisa menguat, tapi pengaruh faktor exchange rate gak hanya itu,” tuturnya.
(azr/lav)