Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Aset digital Bitcoin mengalami pembalikan arah menuju positif lewat pola rebound 0,7% ke level US$42.277,2 pada Senin (29/1/2024) pagi waktu Indonesia. Bitcoin sempat mencapai puncak intraday US$49.021 pada 11 Januari ketika ETF diluncurkan sebelum turun ke level terendah US$38.510 pada awal minggu lalu.

Laju Bitcoin ke level US$42.000-an telah terjadi pada akhir minggu lalu, tepatnya saat perlambatan arus keluar pada instrumen investasi ETF Spot milik Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) senilai US$20 miliar, Sabtu.

Menurut perhitungan  para ahli strategi, nilai ini mencerminkan laju penurunan nilai Bitcoin bertahan selama dua minggu.

Data yang dihimpun Bloomberg, sekitar US$4,8 miliar arus dana keluar telah terjadi pada Bitcoin—yang berusia lebih dari satu dekade— dan merupakan nilai terbesar di dunia sejak perdagangan ETF Spot dibuka pada 11 Januari kemarin. Sepanjang itu pula Bitcoin telah berkurang nilainya 20%.

Industri kripto dengan Bitcoin jadi primadona. (Dok: Bloomberg)

Sean Farrell, kepala strategi kripto di Fundstrat Global Advisors dalam sebuah catatan mengatakan bahwa redemption dari GBTC telah menurun.

“Tentu kami perlu melihat dalam beberapa hari lagi, tetapi perlambatan arus dana (Assets Under Management/AUM) ini akan menjadi dorongan besar bagi pasar,” kata dia, dikutip, Senin (29/1/2024).

Menurut ahli strategi JPMorgan Chase & Co, termasuk Nikolaos Panigirtzoglou, dalam sebuah catatan, aksi ambil untung dengan pelepasan sebagai ETF Spot telah berlalu hingga laju pelemahan Bitcoin kini menjadi terbatas.

“Aksi ambil untung pada investasi GBTC sebelumnya, yang dilakukan dengan diskon terhadap nilai aset bersih tahun lalu, kemungkinan menjadi pendorong utama di balik koreksi Bitcoin,” kata JPMorgan Chase & Co.

GBTC awalnya merupakan instrumen investasi bitcoin terbesar dengan struktur tertutup. Dengan terkonversinya GBTC dan membuatnya terbuka menjadi ETF, memicu pelepasan dari bursa FTX. Puncaknya terjadi pada 22 Januari senilai US$641 juta, kemudian turun menjadi US$394 juta pada 25 Januari.

Namun secara keseluruhan ETF Spot Bitcoin telah menarik dana lebih dari US$5 miliar pada debutnya di AS. Nilai bersih dana yang masuk ke dalam 10 produk ETF Spot Bitcoin mencapai US$475 juta.

Bitcoin. (Dok: Bloomberg)

Bitcoin mengalami lonjakan hampir 160% tahun lalu, mengungguli aset tradisional seperti saham, di tengah ekspektasi bahwa ETF spot AS akan mengkatalisasi adopsi cryptocurrency yang lebih luas oleh investor institusional dan individu. 

Bitcoin ada pada level tertinggi hampir US$69.000 pada periode pandemi tahun 2021 dan merupakan rekor hingga kini.

Token ini telah mundur sejak pergantian tahun dan mengikuti pasar global karena investor menunggu untuk melihat apakah hype tersebut menjadi kenyataan. Kelompok ETF Bitcoin spot AS memiliki peluncuran ETF paling sukses dalam sejarah, berdasarkan metrik perdagangan dan arus dana, menurut Bloomberg Intelligence. 

Dalam sepekan Bitcoin telah bergerak hijau 2,8% ke level US$42.314,3 hingga pukul 11:00 siang waktu Indonesia, dengan laju harian positif 0,1%. Alternatif koin bergerak bervariasi, seperti Ether yang mengalami koreski 6,7% dalam sepekan ke US$2.272,8, kemudian BNB turun 3,4% dalam sepekan ke US$306,1. Sementara Solana US$97,8 naik 9,5%, Polygon naik 2,7% ke US$0,79, dan Avalanche naik 9,7% ke US$35,2.

Kenaikan tertinggi koin Solana. (Dok: Bloomberg)

- Dengan asistensi Elijah Nicholson-Messmer.

(fik/wep)

No more pages