Inilah beberapa agenda yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut:
Brexit
Pada pekan lalu, Inggris dan Uni Eropa (UE) sepakat untuk memulai babak baru dengan mencapai kesepakatan baru untuk Irlandia Utara. Terobosan itu diharapkan dapat mengakhiri ketegangan bertahun-tahun antara Inggris dan UE pasca-Brexit. Perjanjian yang masih membutuhkan ratifikasi kedua belah pihak itu berpotensi mengakhiri perselisihan terkait perdagangan dengan Irlandia Utara.
Sunak juga berharap kesepakatan tersebut dapat menjadi batu loncatan untuk peningkatan kerja sama di bidang pertahanan, perdagangan, energi, dan migrasi. Dalam kunjungannya ke Paris, Sunak akan mengumumkan bahwa Inggris akan menjadi tuan rumah untuk KTT keempat Komunitas Politik Eropa yang akan diadakan tahun depan.
Imigrasi
Masalah imigrasi telah menjadi pemicu keretakan hubungan Prancis-Inggris selama bertahun-tahun. Konflik ini memuncak saat Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin menuduh kebijakan tenaga kerja Inggris telah menimbulkan masalah terkait imigran gelap. Namun kini, Macron dan Sunak setuju untuk fokus memperbaiki kebijakan keimigrasian dan memerangi pendatang ilegal alih-alih saling tuduh menuduh.
Beberapa minggu setelah pemilihan Sunak, kedua negara menandatangani perjanjian di mana Inggris setuju untuk membayar Prancis untuk meningkatkan keamanan penyebrangan migran ke selat Inggris. Baru-baru ini, pemerintah London menerbitkan undang-undang yang mencegah migran masuk ke Selat Inggris dengan perahu kecil. Namun, RUU ini menuai banyak kritik karena berpotensi melanggar Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia (HAM). Berbagai pihak menganggap RUU itu dapat memicu perselisihan baru dengan UE.
Menurut salah satu pejabat Prancis, Sunak berencana membahas kerja sama lebih lanjut dengan Macron yang mencoba meyakinkan Inggris untuk menandatangani perjanjian jangka panjang tentang kerja sama pendanaan migrasi. Namun, peluang kesepakatan untuk mengembalikan pengungsi ke Prancis terbilang sedikit karena Macron lebih condong untuk membahas kebijakan suaka dengan UE
Proposal Nuklir
Perusahaan utilitas Prancis Electrify de France SA memainkan peran penting dalam rencana Inggris untuk membangun delapan reaktor nuklir baru dalam sepuluh tahun ke depan. Para pejabat Prancis mengatakan bahwa negosiasi terkait pembiayaan pembangkit listrik tenaga nuklir Sizewell C EDF akan menjadi agenda utama pertemuan. Pejabat itu juga menambahkan, Inggris ingin investor swasta terlibat dan Prancis dapat mendorong tenaga nuklir di tingkat UE dengan berkoordinasi dengan Inggris.
Pertahanan
Kesepakatan AUKUS antara London, Canberra dan Washington telah memicu kemarahan Prancis. Pasalnya, kemitraan tersebut menyebabkan pembatalan kesepakatan kapal selam antara Prancis dan Australia. Pejabat Prancis banyak yang meragukan kesepakatan itu dapat mengganti kapal selam Australia yang sudah tua itu tepat waktu. Sunak akan melakukan perjalanan ke California dan memberikan perincian tentang kesepakatan itu pada Senin mendatang.
Macron dan Sunak diharapkan mencapai kesepakatan untuk mengoordinasikan lebih lanjut terkait pasokan senjata ke Ukraina dan pelatihan marinir Ukraina. Kedua pemimpin negara akan membahas lebih banyak integrasi sistem senjata seperti jet tempur Tempest milik Inggris dan jet tempur milik proyek Eropa, FCAS (Future Combat Aircraft System). Agenda lainnya juga menyebutkan tentang pengawasan maritim di Indo-Pasifik, zona yang dianggap strategis di tengah ancaman China dan Korea Utara.
Pendanaan Hijau AS
Baik Inggris maupun UE telah menyatakan kekhawatiran tentang dampak dari rencana pemerintah AS untuk memperbesar peluang pendanaan hijau. UE diketahui tengah menyiapkan program untuk mengimbangi kebijakan AS terkait curahan dana besar-besaran untuk sektor industri hijau. Sementara itu, Inggris tidak berencana untuk meluncurkan paket pendanaannya sendiri.
London meminta UE untuk tidak merugikan perusahaan Inggris. Kedua pihak tengah melobi AS untuk mengizinkan perusahaan Inggris dan UE yang memasok barang ke AS untuk mendapatkan keuntungan dari kredit pajak yang sama.
(bbn)