Logo Bloomberg Technoz

Selain itu, terdapat Food Estate di Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur dengan luas 10.000 hektare, terdiri dari 5.400 hektare kawasan persawahan, dan 4.600 hektare lahan kering untuk pengembangan tanaman jagung dan peternakan serta di Kabupaten Keerom (Papua) dengan target luas sekitar 10.000 hektare untuk penanaman jagung di tempat tersebut.

Bahkan Pemerintah diketahui menggelontorkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk Food Estate sebesar Rp114,3 triliun. Menariknya Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pernah melakukan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT) atas Perencanaan, Pelaksanaan, dan Monitoring Evaluasi Program Pembangunan Kawasan Sentra Produksi Pangan (KSPP)/Food Estate Tahun Anggaran 2020 sampai dengan Triwulan III 2021 pada Kementerian Pertanian serta Instansi terkait lainnya.

Dimana, dalam temuannya, BPK menemukan permasalahan yang signifikan dalam proyek ini. Salah satunya belum sesuai dengan data Perencanaan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), dan Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan.

"Tanpa mengurangi keberhasilan yang telah dicapai oleh Kementan, berdasarkan hasil pemeriksaan, BPK masih menemukan beberapa permasalahan signifikan yang perlu mendapat perhatian Kementan, salah satunya adalah penetapan lahan lokasi pembangunan food estate belum sesuai ketentuan," jelas Anggota IV BPK, Isma Yatun, dikutip dari laman BPK, Sabtu (27/1/2024). 

Tak luput, BPK merekomendasikan Kementerian Pertanian beserta jajarannya agar melakukan koordinasi dengan Kementerian ATR/BPN dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menyusun inventarisasi, identifikasi, dan penertiban status seluruh lahan yang dikerjakan, termasuk status lahan penerima bantuan yang berada dalam kawasan hutan, serta menetapkan lahan yang dikerjakan yang dapat menjadi lahan baku sawah.

Meski pernah mendapatkan catatan dari pihak BPK RI, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman justru dengan tegas menyatakan bahwa proyek Food Estate ini akan terus berjalan, bahkan ia mengklaim pengembangannya di Kalimantan Tengah sudah bisa menghasilkan panen.

Keberhasilan itu ditandai dengan adanya hasil ubinan panen jagung yang diklaim mencapai 6,5 ton per hektare.

"Dari awal kami sampaikan saat baru dilantik menjadi menteri kembali, bahwa kita pasti mampu menggarap lahan Food Estate tersebut. Kami tidak ragu karena teknologi pertanian kita sudah demikian maju. Kami harapkan segera dapat diikuti panen-panen selanjutnya,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (24/1/2024).

(prc/dhf)

No more pages