“Jadi satu ke limonite, ya untuk ke HPAL, yang satu yang saprolite-nya juga bisa dipindahkan juga menjadi ke RKEF dahulu nanti masuk sebagai nikel sulfat, ya akhirnya ke nickel nitrate segala macam,” ujarnya.
Ketika ditanya soal upaya mengatasi kelebihan pasokan (oversupply) nikel dari Indonesia, menurut Agus, pembatasan pembangunan smelter kelas 2 harus segera dilakukan.
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) merespons soal tudingan rontoknya harga nikel yang disebabkan oleh oversuplai dari Indonesia, sebagai salah satu negara yang kini tengah jorjoran menghasilkan produk hilir komoditas mineral logam tersebut.
Deputi Bidang Promosi dan Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Nurul Ichwan mengatakan anjloknya harga pasar nikel global disebabkan oleh 'taktik' negara-negara Eropa yang ingin turut andil dalam rantai pasok nikel dunia, tetapi tak mempunyai sumber daya komoditas itu secara signifikan.
"Misal, mereka sebenarnya punya minyak, tetapi kemudian dia ambil dahulu minyaknya secara maksimal, dia beli minyaknya ke Timur Tengah, dia simpan di negara dia untuk kemudian mengontrol. Dia enggak menghasilkan secara dominan, tetapi begitu market-nya dia ingin harganya dibikin turun, ya dia suplainya tuh [timbunan] cadangan dia," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Selasa (23/1/2024).
(dov/wdh)