Logo Bloomberg Technoz

Bukan Gegara RI, Ini Biang Rontoknya Harga Nikel Menurut ESDM

Dovana Hasiana
26 January 2024 19:50

Produk turunan nikel, mixed hydroxide precipitate (MHP), produksi Harita Nickel./Bloomberg-Dimas Ardian
Produk turunan nikel, mixed hydroxide precipitate (MHP), produksi Harita Nickel./Bloomberg-Dimas Ardian

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjelaskan jumlah permintaan dan ketersediaan nikel di tingkat dunia menjadi faktor yang menentukan tren bearish harga komoditas mineral logam tersebut saat ini.

Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pengembangan Industri Sektor ESDM Agus Tjahajana mengatakan harga nikel praktis bakal turun bila persediaan meningkat, sementara permintaan stagnan dan cenderung turun. 

Agus mencontohkan harga aluminium berada pada kisaran US$3.000/ton atau tergolong lebih murah dibandingkan dengan nikel karena persediaan alumunium lebih banyak. 

“Aluminium itu pernah hampir U$3.000/ton, bukan [seperti harga nikel yang] US$15.000/ton. Kenapa alumunium bisa lebih murah? Karena lebih banyak barangnya. Bahkan, pernah US$1.500-sekian per ton. Bayangin, hampir separuhnya. Jadi karakter dari komoditas itu naik turun, disebabkan supply-demand,” ujarnya, Jumat (26/1/2024). 

“Belum lagi ada banyak pedagang-pedagang ya, yang kayak Glencore. Mereka akan menumpuk barang [stok nikel] dahulu, kalau barang lagi murah dia sabet tuh, dia bungkus, naik lagi,” lanjutnya. 

Bijih nikel./Bloomberg-Andrey Rudakov