"Oleh karena itu, LPI yang terdiri dari Dewas dan Dewan Direktur haruslah diisi oleh orang-orang yang benar-benar kompeten di bidangnya," kata Sri Mulyani.
Maka itu, dia berharap seluruh proses pemilihan Dewas LPI dapat meningkatkan kinerja LPI dalam menjalankan misi besarnya sebagai Sovereign Wealth Fund yang dimiliki oleh Indonesia.
Sebelumnya, Faisal Basri mengatakan seruan kepada Sri Mulyani untuk mundur dari jabatannya lantaran kondisi utang Indonesia yang terus meningkat. Faisal menilai pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpihak pada pasangan calon presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka pada Pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
“Ayo kita sama-sama membujuk Sri Mulyani Pak Basuki dan beberapa menteri lagi untuk mundur, itu efeknya akan dahsyat. Secara moral, saya dengar Bu Sri Mulyani yang paling siap mundur,” kata Faisal Basri dalam Political Economic Outlook 2024 yang disiarkan secara virtual, beberapa waktu lalu.
“Katanya menunggu momentum (Sri Mulyani mundur), mudah-mudahan momentum ini Inshaallah jadi pemicu yang dahsyat, seperti waktu Pak Ginanjar dan 12 menteri lainnya mundur jaman Pak Harto, karena ini secara moral sudah rontok,” lanjutnya.
Dia juga menilai jika nantinya Prabowo-Gibran terpilih dan melanjutkan kebijakan pemerintahan Jokowi, maka utang Indonesia bisa terus naik hingga mencapai Rp16.000 triliun.
“Teman-teman bisa bayangkan ga kalau kebjakan Jokowi dilanjutkan sama Prabowo-Gibran, bisa Rp16 kuadriliun (dalam) 5 tahun ini (utang Indonesia), karena nggak mau kerja keras,” ucapnya.
Dalam hal tersebut, Faisal menilai bahwa pemerintah saat ini mewariskan beban utang yang begitu banyak kepada generasi selanjutnya. Hal tersebut yang menurutnya seperti dilupakan oleh Jokowi saat ini.
(lav)