Pasar surat utang kemarin dilanda tekanan ketika pelaku pasar dikejutkan oleh isu rencana pengunduran diri Menteri Keuangan Sri Mulyani seiring makin panas kabar keretakan kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo, di tengah tensi politik domestik yang kian tinggi jelang Pemilu 2024.
Arus jual surat utang berlangsung terutama untuk tenor menengah 5 tahun yang imbal hasilnya naik hingga 8 basis poin.
Sampai siang hari ini, tekanan masih tersisa di pasar surat utang di mana berdasarkan data Bloomberg, mayoritas kurva mencatat kenaikan yield, dipimpin oleh SUN-3 tahun naik 3 basis poin, sedang SUN-10 tahun naik tipis 0,8 basis poin. Sebaliknya SUN-5 tahun mencatat rebound dan turun 0,5 basis poin.
Tekanan juga masih terlihat di pasar saham yang kehilangan 0,92% sampai pukul 11:30 WIB, bergerak di kisaran 7.111,84.
Tekanan di pasar saham dan surat utang berlangsung bahkan ketika rupiah perlahan pulih.
Rupiah yang dibuka melemah tadi pagi mendekati Rp15.850/US$, siang ini terlihat bangkit dan sampai pukul 11:24 WIB, rupiah berhasil menguat tipis 13 basis poin ke Rp15.813/US$, sejalan dengan mayoritas mata uang Asia yang kompak menguat sejauh ini kecuali yuan China dan offshore.
(rui/aji)