Logo Bloomberg Technoz

“Tidak ada kekhawatiran resesi di sini, dan yang lebih baik lagi, kami tidak melihat adanya ledakan pertumbuhan harga yang digunakan dalam perhitungan PDB (Produk Domestik Bruto),” kata Charles Hepworth, Direktur Investasi di GAM Investments, seperti yang diwartakan oleh Bloomberg News.

“Pertumbuhan yang lebih kuat tanpa inflasi adalah hal yang diinginkan semua orang,” jelasnya.

Pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal keempat melampaui perkiraan karena menurunnya inflasi mendorong belanja konsumen, sehingga menutup tahun yang sangat kuat. PDB meningkat pada tingkat tahunan sebesar 3,3%. Ukuran inflasi yang diawasi ketat naik 2% untuk kuartal kedua berturut-turut.

Indikator aktivitas ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan untuk Januari 2024. Pasalnya, jumlah total penurunan suku bunga yang diperkirakan untuk tahun ini merangkak lebih tinggi dengan jumlah yang sama.

Kontrak swap yang mengantisipasi pergerakan suku bunga acuan The Fed terus memperhitungkan langkah pertama di bulan Mei, sekaligus meningkatkan total ekspektasi tahun ini menjadi 138 basis poin.​

Dari regional Asia, Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, spekulasi kian muncul membawa sentimen yang amat positif, bahwa kebijakan stimulus terkini dari Pemerintah China mungkin dapat mengangkat pasar saham dari dasar keterpurukannya.

“Bank Sentral China (People's Bank of China/PBOC) kemarin mengejutkan investor dengan rencana penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) Perbankan mulai bulan depan. Langkah ini diikuti oleh berbagai regulator yang mengumumkan sejumlah kebijakan untuk mendukung sektor properti dan pasar saham,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

Namun, masih ada keraguan mengenai apakah stimulus moneter terkini dapat menjadi ‘Obat Penawar’ untuk buruknya kinerja pasar saham China di awal tahun ini. Sejak tahun 2020, penurunan GWM tidak berhasil mendongkrak kinerja pasar saham China, dengan indeks CSI 300 turun hampir 4% tiga bulan setelah penurunan GWM.

Sebagai sentimen lanjutan, ketidakpastian politik dalam negeri seputar ‘Retaknya’ Kabinet Indonesia Maju dengan spekulasi beberapa menteri utama berniat mundur, termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, yang membuat pelaku pasar khawatir.

Sumber Bloomberg menyebut, Sri Mulyani mempertimbangkan diri untuk mengundurkan diri dari Kabinet Indonesia Maju, seperti dilansir Bloomberg News. 

Menurut sumber Bloomberg, situasi saat ini sangat dinamis dan para Menteri bisa saja memutuskan untuk tetap tinggal. Pengunduran diri tidak akan segera diumumkan karena kekhawatiran akan potensi dampak buruk terhadap rupiah dan pasar, kata sumber tersebut.

Analis Mizuho Bank menilai, kabar bahwa Menteri Keuangan menimbang untuk mundur dapat mengguncang kepercayaan investor. "Khususnya saat ada potensi gejolak politik jelang pemilu, ini bukan kabar baik bagi investor," kata Vishnu Varathan, Head of Economics and Strategy Mizuho.

Sosok Sri Mulyani dinilai sebagai sosok yang kredibel di mata pelaku pasar karena mampu mengkomunikasikan kebijakan ekonomi RI berada di jalur yang tepat, menurutnya. 

Bila mengundurkan diri menjadi salah satu opsi yang dipertimbangkan saat ini, para pelaku pasar menurut analis menghadapi dua tingkat ketidakpastian.

Pertama, bila Sri Mulyani mundur bagaimana dampak terhadap kebijakannya saat ini. Kedua, ketidakpastian terkait siapa pengganti posisi sangat penting itu.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG terkoreksi 0,69% ke 7.178 dan masih didominasi oleh volume penjualan. 

“Cermati support terdekat di 7.152, apabila IHSG menembus support tersebut diperkirakan pergerakan IHSG saat ini sedang membentuk wave c dari wave (ii) sehingga IHSG akan rawan melanjutkan koreksinya menguji ke 7.021-7.111,” papar Herditya dalam risetnya pada Jumat (26/1/2024).

Herditya juga memberikan catatan, namun, bila IHSG masih mampu bertahan di atas area tersebut, maka terdapat kemungkinan IHSG akan menguji kembali 7.278-7.307 untuk membentuk wave b dari wave (ii).

Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, AMRT, DOID, ERAA dan INDF.

Kemudian, Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, IHSG berpotensi akan lanjut konsolidasi pada kisaran 7.150–7.250 pada perdagangan Jumat (25/1).

“IHSG justru uji level psikologis 7.200 di Kamis (25/1). Stochastic RSI bergerak turun dengan validasi death cross pada MACD. Akan tetapi, volume transaksi kembali turun. Dengan demikian, belum ada validasi minor bearish reversal dan IHSG diperkirakan masih sideways di kisaran 7.200 di akhir pekan ini (26/1),” tulisnya.

Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi PTBA, ITMG, PGAS, MEDC dan ELSA.

(fad)

No more pages