"Oleh karena itu, LPI yang terdiri dari Dewas dan Dewan Direktur haruslah diisi oleh orang-orang yang benar-benar kompeten di bidangnya," kata Sri Mulyani.
Maka itu, dia berharap seluruh proses pemilihan Dewas LPI dapat meningkatkan kinerja LPI dalam menjalankan misi besarnya sebagai Sovereign Wealth Fund yang dimiliki oleh Indonesia.
Sampai Jumat pagi pukul 07.30 WIB, puluhan netizen turut berkomentar dalam unggahan tersebut. Beberapa di antaranya membahas tentang netralitas dan demokrasi, juga isu dirinya mundur dari jabatan Menteri Keuangan.
"Tolong amankan APBN kita bu. Kami tidak akan menuduh ibu tidak netral. Rakyat percaya sama ibu," ujar akun @phar*****
"Ayo bu, selamatkan demokrasi kita agar sehat kembali dan sebelum terlambat," kata akun @maru**********
"Ayo bu mundur... jangan sampai menjadi tameng kelakuan mereka yang suka menabrak aturan... menghalalkan segala cara demi kekuasaan," tutur akun @fikr*******
Sebelumnya, Faisal Basri mengatakan seruan kepada Sri Mulyani untuk mundur dari jabatannya lantaran kondisi utang Indonesia yang terus meningkat. Faisal menilai pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi_ berpihak pada pasangan calon presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka pada Pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
“Ayo kita sama-sama membujuk Sri Mulyani Pak Basuki dan beberapa menteri lagi untuk mundur, itu efeknya akan dahsyat. Secara moral, saya dengar Bu Sri Mulyani yang paling siap mundur,” kata Faisal Basri dalam Political Economic Outlook 2024 yang disiarkan secara virtual.
“Katanya nunggu momentum (Sri Mulyani mundur), mudah-mudahan momentum ini Inshaallah jadi pemicu yang dahsyat, seperti waktu Pak Ginanjar dan 12 menteri lainnya mundur jaman Pak Harto, karena ini secara moral sudah rontok,” lanjutnya.
Dia juga menilai jika nantinya Prabowo-Gibran terpilih dan melanjutkan kebijakan pemerintahan Jokowi, maka utang Indonesia bisa terus naik hingga mencapai Rp16.000 triliun.
“Teman-teman bisa bayangkan ga kalau kebjakan Jokowi dilanjutkan sama Prabowo-Gibran, bisa Rp16 kuadriliun (dalam) 5 tahun ini (utang Indonesia), karena nggak mau kerja keras,” ucapnya.
Dalam hal tersebut, Faisal menilai bahwa pemerintah saat ini mewariskan beban utang yang begitu banyak kepada generasi selanjutnya. Hal tersebut yang menurutnya seperti dilupakan oleh Jokowi saat ini.
“Utang yang bayar bukan mereka, karena utangnya 30 tahun 20 tahun 10 tahun yang paling banyak itu. adik-adik kita, anak-anak kita. Jadi nyata-nyata yang dilupakan itu rezim Jokowi ini mewariskan beban yang amat berat buat generasi muda,” katanya.
“Oleh karena itu anda jangan diam, terutama gen z ini. Karena ulah generasi sekarang yang akan dibebankan kepada gen z ini,” lanjut Faisal.
(lav)