Bank Indonesia (BI) akan sangat sibuk hari ini memastikan hal itu tidak terjadi mengingat level Rp16.000/US$ menjadi level psikologis yang bisa membuat pasar semakin liar.
Rupiah beberapa hari terakhir mengalami tekanan besar terutama akibat ketidakpastian politik seputar keretakan kabinet Indonesia Maju dengan spekulasi beberapa menteri utama berniat mundur, termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani Indarwati, yang membuat pelaku pasar khawatir.
Dari pasar global, rilis data pertumbuhan ekonomi AS kuartal IV-2023 tadi malam di 3,3%, lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya 4,9% akan tetapi melampaui prediksi pasar yang memperkirakan lebih rendah di 2%. Data itu memberikan sinyal terang bahwa perekonomian AS masih tahan banting dan mengerek peluang soft landing lebih besar apabila laju disinflasi memperlihatkan konsistensi.
Pasar masih akan menunggu konfirmasi lebih lanjut untuk itu melalui rilis data inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE), indeks yang menjadi favorit Federal Reserve (The Fed).
Sejauh ini konsensus ekonom memperkirakan inflasi PCE tahunan stabil di 2,6% pada Desember. Sementara inflasi inti PCE diprediksi melandai ke 3% dari tadinya 3,2%. Sedangkan dari perhitungan bulanan, kedua indeks diprediksi mencatat kenaikan masing-masing sebesar 0,2%.
Indeks dolar AS ditutup menguat semalam 0,33% ke kisaran 103,57, setelah hari sebelumnya ditutup melemah.
Pagi ini, pergerakan beberapa valuta Asia di mana pasarnya sudah mulai dibuka terlihat tertekan oleh dolar AS, menjadi sinyal lebih kuat bahwa Jumat ini mungkin akan menjadi hari yang sangat berat bagi valuta negara berkembang yang menjadi lawan dolar AS, termasuk rupiah.
Dua Ketidakpastian
Analis Mizuho Bank menilai, kabar bahwa Menteri Keuangan menimbang untuk mundur dapat mengguncang kepercayaan investor. "Khususnya saat ada potensi gejolak politik jelang pemilu, ini bukan kabar baik bagi investor," kata Vishnu Varathan, Head of Economics and Strategy Mizuho, seperti dilansir dari Bloomberg News.
Sosok Sri Mulyani dinilai sebagai sosok yang kredibel di mata pelaku pasar karena mampu mengkomunikasikan kebijakan ekonomi RI berada di jalur yang tepat, menurutnya.
Bila mengundurkan diri menjadi salah satu opsi yang dipertimbangkan saat ini, para pelaku pasar menurut analis menghadapi dua tingkat ketidakpastian.
Pertama, bila Sri Mulyani mundur bagaimana dampak terhadap kebijakannya saat ini. Kedua, ketidakpastian terkait siapa pengganti posisi sangat penting itu.
Analis lain memprediksi harga dolar AS bisa jebol Rp16.000 dalam waktu dekat akibat sentimen ketidakpastian politik dalam negeri yang semakin meruncing dan membuat pelaku pasar mencari aman dengan keluar dari pasar.
"Ketidakpastian pengambilan kebijakan ekonomi di Indonesia meningkat jelang berakhirnya era pemerintahan Presiden Joko Widodo tahun ini, ditambah kabar keretakan politik di kabinet di mana dilaporkan Menteri Keuangan berencana mengundurkan diri," kata Alvin Tan, Head of Strategy Asia FX di RBC Capital Singapura, seperti dilansir oleh Bloomberg News.
Analis memprediksi rupiah bisa semakin melemah ke kisaran Rp16.000/US$ sampai ada kejelasan lebih lanjut terkait isu-isu tersebut. "Level support ada di Rp16.500/US$," imbuhnya.
(rui)