Sebagai bentuk diversifikasi pembiayaan berkelanjutan, BCA berinvestasi pada obligasi hijau atau sukuk hijau sebesar Rp1,6 triliun, atau naik 332% YoY.
Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan tumbuh 10,6% YoY menjadi Rp202,6 triliun per Desember 2023, di atas target pertumbuhan 9%, dan berkontribusi 24,8% terhadap total portofolio pembiayaan BCA.
“Komitmen BCA mengedepankan nilai-nilai environmental, social, and governance (ESG) diperkuat melalui inisiatif perhitungan carbon footprint yang dihasilkan dari seluruh kegiatan operasional perseroan, sebagai basis untuk upaya penurunan emisi karbon," kata Jahja.
Adapun, rasio pinjaman terhadap deposito atau loan to deposit (LDR) meningkat ke level 70%, dibanding posisi terendah saat pandemi Covid-19 sebesar 62%.
Di sisi profitabilitas, laba bersih BCA dan entitas anak tumbuh 19,4% YoY menjadi Rp48,6 triliun sepanjang 2023. Kenaikan ini ditopang pertumbuhan kredit yang berkualitas, peningkatan volume transaksi dan pendanaan, serta perluasan basis nasabah.
"Meski terdapat tantangan berupa tekanan inflasi global serta peningkatan tensi geopolitik, pihaknya memperkirakan perekonomian domestik tetap tangguh dan stabil," ujar Jahja.
Jahja mengklaim berbagai acara yang diselenggarakan BCA sepanjang 2023, termasuk BCA Expo, BCA UMKM Fest 2023, dan BCA Wealth Summit 2023, berdampak positif terhadap kinerja perseroan. Ini salah satunya terlihat dari penyaluran kredit ke segmen usaha kecil dan menengah (UKM) dan konsumer yang naik signifikan per Desember 2023.
(lav)