Di samping itu, saham-saham yang menguat dan menjadi top gainers di antaranya PT Fortune Indonesia Tbk (FORU) yang melesat 34,7%, PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE) melonjak 25%, dan PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT) melejit 24,9%.
Kemudian saham-saham yang melemah dalam dan menjadi top losers di antaranya PT Citra Nusantara Gemilang Tbk (CGAS) yang anjlok 25% PT Batavia Prosperindo Trans Tbk (BPTR) yang jatuh 20%, dan PT Humpuss Maritim Internasional Tbk (HUMI) yang ambruk 17%.
Sementara indeks saham utama Asia lainnya justru kompak menapaki jalur hijau. Pada pukul 17.00 WIB, Shanghai Composite (China), Shenzhen Comp. (China), Hang Seng (Hong Kong), TW Weighted Index (Taiwan), KLCI (Malaysia), Topix (Jepang), Nikkei 225 (Tokyo), dan KOSPI (Korea Selatan), yang dengan kenaikan masing-masing 3,03%, 2,62%, 1,96%, 0,71%, 0,53%, 0,11%, 0,03% dan juga 0,03%.
Sementara itu hanya beberapa yang menemani IHSG di zona merah, yaitu SETI (Thailand), dan Straits Times (Singapura), terkoreksi masing-masing 0,37%, dan 0,1%.
Sentimen yang menggerakkan indeks dalam negeri hari ini datang dari situasi politik yang makin menghangat. Sumber Bloomberg menyebut, Sri Mulyani mempertimbangkan diri untuk mengundurkan diri dari Kabinet Indonesia Maju, seperti dilansir Bloomberg News.
Isu bahwa Sri Mulyani akan mundur dari jabatannya sebagai Menteri Keuangan santer terdengar oleh masyarakat setidaknya dalam dua pekan ini.
Sikap Presiden Joko Widodo yang secara gamblang menyebut tidak akan netral dan mendukung salah satu kandidat Capres-Cawapres mendorong beberapa menteri di Kabinet mempertimbangkan untuk mundur, termasuk Sri Mulyani, juga Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, juga Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimoeljono.
Menurut sumber Bloomberg, situasi saat ini sangat dinamis dan para Menteri bisa saja memutuskan untuk tetap tinggal. Pengunduran diri tidak akan segera diumumkan karena kekhawatiran akan potensi dampak buruk terhadap rupiah dan pasar, kata sumber tersebut.
Menanggapi isu tersebut, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy menilai, jika Sri Mulyani memutuskan mundur dari jabatannya sebagai Menteri Keuangan, maka akan muncul sentimen negatif dalam jangka pendek dari pelaku pasar keuangan merespons pergantian kepemimpinan Bendahara Negara tersebut.
"Saya kira dalam jangka pendek, memang akan ada sentimen terutama di pasar keuangan yang merespon pergantian tersebut," ujar Yusuf kepada Bloomberg Technoz, Kamis (25/1/2024).
Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) David Sumual mengatakan, tentu akan ada sentimen negatif di pasar keuangan dan ekonomi nasional jika ada seorang Menteri Keuangan yang mundur dari jabatannya. Pasalnya, akan muncul banyak spekulasi di menjelang Pemilihan Umum (Pemilu). Namun, dia enggan menjelaskan lebih rinci, risiko yang akan muncul jika Sri Mulyani mundur dari jabatannya.
"Sentimen negatifnya sih yang pasti kalau sampai mundur, karena akan muncul banyak spekulasi di tengah perhelatan politik saat ini," kata David.
(fad)