Rupiah sebaliknya, menjadi valuta dengan pelemahan terburuk hari ini, sama dengan kemarin. Rupiah melemah ditemani peso Filipina yang tergerus 0,41%, baht Thailand 0,11%, dong Vietnam 0,11%, yuan Tiongkok 0,18% dan dolar Singapura 0,02%. Rupiah juga melemah di kala indeks dolar AS tengah melemah.
Bisa jebol Rp16.000/US$
Tekanan yang dihadapi rupiah di tengah dolar AS yang sebenarnya tengah melemah, lebih karena kecemasan pelaku pasar yang mengkhawatirkan isu mundur Menteri Keuangan Sri Mulyani menjadi kebenaran.
Analis memperkirakan harga dolar AS bisa jebol Rp16.000 dalam waktu dekat akibat sentimen ketidakpastian politik dalam negeri yang semakin meruncing dan membuat pelaku pasar mencari aman dengan keluar dari pasar.
"Ketidakpastian pengambilan kebijakan ekonomi di Indonesia meningkat jelang berakhirnya era pemerintahan Presiden Joko Widodo tahun ini, ditambah kabar keretakan politik di kabinet di mana dilaporkan Menteri Keuangan berencana mengundurkan diri," kata Alvin Tan, Head of Strategy Asia FX di RBC Capital Singapura, seperti dilansir oleh Bloomberg News, hari ini.
Analis memperkirakan rupiah bisa semakin melemah ke kisaran Rp16.000/US$ sampai ada kejelasan lebih lanjut terkait isu-isu tersebut. "Level support ada di Rp16.500/US$," imbuhnya.
Analis Mizuho Bank menambahkan, kabar bahwa Menteri Keuangan menimbang untuk mundur bisa mengguncang kepercayaan investor. "Khususnya saat ada potensi gejolak politik jelang pemilu, ini bukan kabar baik bagi investor," kata Vishnu Varathan, Head of Economics and Strategy Mizuho.
Sosok Sri Mulyani dinilai sebagai sosok yang kredibel di mata pelaku pasar karena mampu mengkomunikasikan kebijakan ekonomi RI berada di jalur yang tepat, menurutnya.
Bila mengundurkan diri menjadi salah satu opsi yang dipertimbangkan saat ini, para pelaku pasar menurut analis menghadapi dua tingkat ketidakpastian. Pertama, bila Sri Mulyani mundur bagaimana dampak terhadap kebijakannya saat ini. Kedua, ketidakpastian terkait siapa pengganti posisi sangat penting itu.
(rui)