Dwiyana mengatakan KCIC sedang menggodok sistem dynamic pricing, yang merupakan penyesuaian harga pada tinggi atau rendahnya penumpang WHOOSH pada jam-jam tertentu.
“Kapan kita ada demand [jumlah penumpang] yang tinggi, ya kita kasih tarif tinggi, kapan ada demand [jumlah penumpang] yang rendah, kita kasih tarif rendah,” papar dia. “Kita menyesuaikan pola permintaan dan pola perilaku konsumen.”
Berdasarkan data KCIC, pada hari-hari weekday arus penumpang WHOOSH yang ada di Stasiun Halim mencapai titik puncak ramai pada pagi hari hingga sekitar pukul tiga sore. Berbanding terbalik dengan data di Stasiun Tegalluar yang justru relatif sepi pada jam tersebut.
“Tegaluar paginya hingga pukul 12 [siang] itu lower, 12 malam itu yang peak. Nanti yang lower kita berikan tarif-tarif murah, itu biasa kok,” jelas Edo.
Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa mengatakan bahwa penerapan dynamic pricing akan diterapkan segera pada tahun ini. “Segera, pokoknya segera, dalam waktu dekat, tahun ini,” papar Eva.
Pada musim libur lalu, KCIC melayani 220.227 penumpang selama 12 hari masa libur Nataru 22 Desember 2023-2 Januari 2024. Jumlah ini naik sebesar 33% dibanding preiode sebelum masa libur nataru, yaitu awal Desember 2023.
Eva mengatakan tercatat jumlah penumpang tertinggi tercatat pada keberangkatan dari Stasiun Halim mencapai 115.435 penumpang selama libur Nataru. Disusul dengan keberangkatan dari Padalarang sebanyak 73.034 penumpang, dan keberangkatan dari Tegalluar 31.758 penumpang.
(fik/wep)