Yen mengalami rebound usai sempat tertekan pada awal perdagangan. Mata uang mengalami penguatan terbesar dalam sebulan terakhir menjelang pengumuman kebijakan terakhir dari Gubernur Bank of Japan (BoJ) Haruhiko Kuroda. Menurut sumber yang mengetahui perihal ini, BoJ cenderung wait and see terhadap dampak perubahan terbaru pada program stimulusnya ketimbang melakukan penyesuaian lagi.
"Kami berharap normalisasi kebijakan yang berkelanjutan dan kemungkinan akan dilakukan di bawah gubernur baru, Ueda. Waktu untuk arah perubahan kebijakan akan sulit diprediksi dan bisa terjadi pada kuartal kedua," kata Jennifer Kwan, Senior Investment Specialist untuk global fixed income, currency and commodities di JPMorgan Asset Management.
"Kami tetap mempertahankan posisi di bawah (underweight) bobot ideal pada obligasi Jepang, dengan mempertimbangkan potensi imbal hasil yang lebih tinggi daripada JGBs (Obligasi Pemerintah Jepang) nanti pada tahun ini." Lanjutnya.
Saham-saham AS sempat mengalami kenaikan di awal sesi pada Kamis (09/03/2023) waktu setempat, setelah rilisnya data klaim pengangguran secara mingguan naik menjadi 211.000 selama sepekan yang berakhir pada 4 Maret, melebihi ekspektasi sebesar 195.000 dan menandai pertama kalinya angka tersebut melebihi 200.000 sejak awal Januari.
Angka-angka tersebut dirilis jelang laporan pekerjaan bulanan yang rilis pada Jumat waktu setempat, di mana angka yang sedikit lebih kuat dari perkiraan. Hal ini akan memperkuat spekulasi kenaikan suku bunga yang lebih tinggi pada pertemuan The Fed pada 21-22 Maret mendatang.
Para ekonom memproyeksikan akan adanya penambahan 225.000 pekerjaan pada Februari, sekitar setengah dari laju tingginya pada bulan sebelumnya. Akan tetapi angka dalam kisaran tersebut akan mengkonfirmasi bahwa perekonomian AS terus menambah lapangan kerja dengan laju kuat.
Jika angka tersebut sama dengan yang diekspektasikan, itu bisa mengurangi spekulasi kenaikan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan bank sentral selanjutnya. Ini sekaligus mengembalikan ekspektasi kembali ke kenaikan suku bunga 25 basis poin.
"Dengan semua kepanikan yang terjadi pada sektor perbankan, selanjutnya jika angka laporan pekerjaan bagus, itu tidak baik untuk pasar (Saham)," kata Shana Sissel, Presiden dan CEO Banríon Capital Management, di Bloomberg Radio.
“Laporan pekerjaan yang kuat akan menempatkan The Fed di sudut, di mana mereka harus tetap dengan kebijakan yang telah mereka komunikasikan sebelumnya (kenaikan suku bunga yang lebih agresif)," pungkasnya.
- Dengan asistensi Rob Verdonck.
(bbn)