"Kami juga sudah mendapat konfirmasi, Astra dipastikan tidak ikut serta dalam distribusi BYD," ujar Benny, dikutip Kamis (25/1/2024).
"Sehingga, kami melihat ada risiko yang memberatkan margin bisnis distribusi dan manufaktur otomotif dalam dua tahun ke depan," sambung Benny.
Mempertimbangkan sentimen itu, Benny memperkirakan laba bersih setelah pajak Astra International (ASII) pada 2024 dan 2025 diperkirakan turun masing-masing 10% dan 6%.
Dalam situasi seperti sekarang, tidak ada alasan bagi investor asing dan domestik untuk memiliki saham ASII.
Kecuali, jika Astra International (ASII) mampu menaikkan yield dividen. Selama ini, yield dividen saham ASII berkisar antara 6% hingga 7%.
Seperti diketahui, JP Morgan telah menurunkan peringkat ASII untuk kedua kalinya, dengan kehadiran BYD sebagai salah satu titik berat downgrade rekomendasi tersebut.
Rekomendasi terbarunya saat ini adalah, underweight dengan target harga Rp4.650/saham. Target harga ini berlaku hingga Juni 2025.
Sementara itu, Head of Research Mirae Asset Sekuritas Robertus Hardy mengatakan, seiring dengan masuknya BYD ke RI, peluang pertumbuhan ASII akan sedikit tertahan dengan potensi penjualan mobil yang stagnan cenderung menurun tahun ini.
"Di sisi lain, kami masih cukup yakin bahwa pasar penjualan sepeda motor ASII itu masih akan tetap kokoh. Karena di siklus kenaikan suku bunga sebelumnya penjualan motor itu masih bisa naik,” ujar Robertus, Rabu, (24/1/2024).
Lebih lanjut Robert mengatakan, pada momentum Pemilu 2024, mobilitas masyarakat diprediksi akan meningkat serta daya beli masyarakat terhadap sepeda motor lebih tinggi dibandingkan kemampuan masyarakat membeli mobil.
"Sektor sepeda motor ini juga sangat terkait dengan sektor jasa keuangannya Astra, mungkin 25%-30% dari laba sebelum pajaknya Astra itu dikontribusi oleh Federal International Finance (FIF), ada juga asuransi Garda Oto yang kontribusinya cukup besar," tuturnya.
Alhasil, menurut dia, dengan ekspektasi penjualan sepeda motor akan tetap kuat artinya pendapatan premi serta pendapatan bunga dari FIF dan Garda Oto berpotensi meningkat, sehingga bisa menopang potensi penurunan penjualan mobil ASII dan turunnya penjualan batu bara anak usaha, PT United Tractors Tbk (UNTR).
Bloomberg Technoz telah meminta tanggapan manajemen Astra International (ASII) terkait isu ini. Belum ada tanggapan dari manajemen hingga berita ini diterbitkan.
(mfd/dhf)