Dengan pencapaian tersebut, aktivitas manufaktur di AS meningkat terkuat dalam tujuh bulan pada Januari. Kenaikan ini dipimpin oleh pertumbuhan pesanan yang lebih kuat yang membuat penyedia jasa dan produsen lebih yakin tentang prospek permintaan.
"Keyakinan juga didukung oleh harapan inflasi yang lebih rendah pada tahun 2024, mengurangi tekanan biaya hidup dan memfasilitasi penurunan suku bunga," kata Chris Williamson, Kepala Ekonom Bisnis di S&P Global Market Intelligence, dalam sebuah pernyataan, seperti yang diwartakan oleh Bloomberg News.
Data ekonomi selanjutnya akan terbit anti malam, pasar global menanti rilis data pertumbuhan ekonomi AS yang diperkirakan melambat pada kuartal IV-2023 di angka 2%—2,3%, dari sebelumnya mencapai 4,9%.
Keyakinan pasar akan dimulainya pivot suku bunga acuan The Fed pada Maret makin menyusut tinggal 40% bergeser pada Mei dengan probabilitas yang menguat hingga 53,2%.
Adapun, Senin pekan depan The Fed akan menggelar rapat Komite Terbuka yang diprediksi masih akan mempertahankan bunga di 5,5%.
"Sejujurnya semuanya bergantung pada data yang masuk sekarang, dan ada banyak rilis data yang berpotensi signifikan dalam beberapa minggu ke depan yang dapat mengubah kemungkinan pemangkasan suku bunga Maret ke arah manapun," tulis Paul Ashworth, Kepala Ekonom Amerika Utara di Capital Economics.
"Kami masih merasa The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan-pertemuan mendatang,” tambahnya.
“Investor menunggu rilis data ekonomi AS minggu ini, khususnya PDB 4Q23 dan Personal Consumption Expenditure (PCE) Price Index untuk mencari petunjuk mengenai kapan Bank Sentral AS (Federal Reserve) akan memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas, yang senada dengan sejumlah sentimen.
Sebagai sentimen lanjutan, dari dalam negeri, laju IHSG masih akan dibayangi oleh realisasi pertumbuhan Foreign Direct Investment (FDI) di Indonesia sebesar 5,3% yoy pada kuartal IV-2023, melemah dalam dari 16,2% yoy pada kuartal III-2023.
Merespon data ini, pasalnya, data tersebut membangun kekhawatiran bahwa peningkatan uncertainty risk pada tahun politik berdampak pada perlambatan realisasi investasi di Indonesia.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG terkoreksi 0,39% ke 7.227 disertai dengan munculnya volume penjualan, pergerakan IHSG pun masih tertahan oleh MA-20.
“Cermati support terdekat di 7.152, apabila IHSG menembus support tersebut diperkirakan pergerakan IHSG saat ini sedang membentuk wave c dari wave (ii) sehingga IHSG akan rawan melanjutkan koreksinya menguji ke 7.021-7.111,” papar Herditya dalam risetnya pada Kamis (25/1/2024).
Herditya juga memberikan catatan, Namun, apabila IHSG masih mampu bertahan di atas area tersebut, maka terdapat kemungkinan IHSG akan menguji kembali 7.278-7.307 untuk membentuk wave b dari wave (ii).
Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, ADMR, MDKA, MPMX, dan ARTO.
Kemudian, Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, IHSG diperkirakan kembali fluktuatif dengan support area 7.150–7.200 di Kamis (25/1).
“Secara teknikal, koreksi Rabu (24/1) diikuti dengan potensi death cross di kisaran overbought area pada Stochastic RSI. MACD memvalidasi indikasi konsolidasi lanjutan dengan bergerak sideways,” tulisnya.
Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini dapat mencermati peluang technical rebound lanjutan pada CPIN dan INTP, buy on support pada BBNI, MIKA dan PNLF, dan juga rekomendasi trading buy pada JSMR.
(fad/wdh)