Data itu memantik aksi jual di pasar surat utang di mana yield Treasury semua tenor naik, UST-10 tahun kini ada di 4,18%, naik 6 basis poin. Indeks harga obligasi di pasar emerging market juga ditutup melemah 0,28%. Perekonomian AS yang masih kuat dicemaskan akan memicu inflasi lebih tinggi dan menutup peluang penurunan bunga The Fed.
Sebelumnya, BI menyatakan keyakinannya bahwa masa suram rupiah seperti 2023 sudah berakhir dan akan lebih cerah tahun ini.
BI memperkirakan tren pergerakan rupiah pada 2024 akan cenderung menguat sejalan dengan kian meredanya ketidakpastian global terkait arah bunga di negara-negara maju.
"Kami melihat penguatan dolar AS itu sudah terhenti, jadi ada kecenderungan [dolar AS] melemah meski masih ada ketidakpastian timing dan magnitude terkait kapan penurunan bunga global sehingga pasar masih volatile, akan tetapi kami perkirakan rupiah hanya naik turun dalam jangka pendek dengan tren ke depan menguat," jelas Perry Warjiyo, Gubernur BI dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta, Rabu (17/1/2024).
(rui)