Fakto lainnya kata Dicky ialah populasi tinggi di beberapa area akan berpotensi mudahnya penularan penyakit di kota-kota besar, terutama dengan lokasi wilayah tinggal yang padat penduduk dan interaksi tinggi.
Di sisi lain, Dicky juga menilai Indonesia memiliki negara dua sisi performa infrastruktur kesehatan bagus di beberapa kota besar, tapi beberapa kota lainnya di daerah terpencil, kepulauan timur tidak memadai, atau masih buruk atau terbatas.
"Ini akan menjadi tantangan dalam mengakses layanan kesehatan sehingga ini pada gilirannya akan menjadi kendala atau masalah dalam deteksi, kecepatan mendeteksi, ancaman, ketika ada ancaman timbul ya telat respons terhadap penyakit emergingnya atau mungkin tidak terdeteksi," tegas Dicky.
Dicky juga mengatakan Indonesia kaya akan hutan tropis dan laut namun bisa meningkatkan risiko penyakit menular dari hewan ke manusia atau disebut dengan Zoonosis.
"Keintiman hewan domestik dengan manusia bisa berpotensi meningkatkan peluang dari patogen ini untuk pindah spesies. Artinya, potensi terjadi Zoonosis besar dan kita tahu 75% penyakit infeksi baru termasuk pandemi ini ialah Zonootic/Zoonosis ini," beber Dicky
Kondisi iklim Indonesia bisa mendorong baik sebaran jenis patogen, yang dicontohkan Dicky seperti tropical climate (Iklim tropis) lebih mudah mengalami penyakit berkembang, seperti penyakit yang disebarkan oleh, nyamuk atau demam tifoid.
Indonesia juga punya peran besar dalam perdagangan internasional dan juga perjalanan yang bisa berkontribusi pada kecepatan persebaran penyakit infeksi.
"Dalam konteks ini banyak pintu kita, bandara, pelabuhan ini bisa memfasilitasi atau berpotensi entry point patogen-patogen itu. Oleh karena itu Indonesia sangat penting apalagi ada pilpres, calon pemimpin harus tau Indonesia begitu rawan, kaya. Dan kalau tidak mengelolanya bisa menjadi masalah, boomerang sehingga investasi di kesehatan, surveilans, riset," tutup Dicky
(dec/spt)