Ketidakpastian Pasar
Namun demikian, kata dia, potensi tersebut masih terkendala dengan ketidakpastian pasar dan industri kendaraan listrik dalam negeri yang masih belum memperlihatkan kemajuan yang signifkan. Indonesia sendiri. padahal, memiliki peran penting dalam rantai pasok bahan baku penting dalam pembuatan baterai EV tersebut.
"[Akan tetapi,] potensi pengembangan industri kendaraan listrik yang menggunakna LFP dan NMC masih punya kemungkinan. Saya lihat 2035 atau 2040 masih bisa tumbuh dua-duanya."
Berbeda dengan BKPM, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menyebut baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) berbasis LFP tidak seefisien berbasis nikel.
Deputi Bidang Koordinasi dan Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves Jodi Mahardi mengatakan baterai EV berbasis LFP membutuhkan ruang penyimpanan yang lebih besar.
"[Kalau LFP], baterainya membutuhkan ukuran besar, tidak seefisien yang nickel based. Itu sih yang saya tau," ujar Jodi saat ditemui di Jakarta, Selasa (23/1/2024).
Selain itu, kata Jodi, keunggulan baterai EV yang berbasis nikel juga terlihat dalam sisi keamanan penyimpanan energi yang lebih panjang dibandingkan dengan LFP. "Energy density-nya LFP belum bisa ngalahin lah yang nickel based."
Jodi mengatakan, perusahaan produsen mobil listrik terkemuka seperti Tesla saat ini juga diklaim masih menggunakan menggunakan nikel sebagai komponen pembuatan baterai kendaraan listriknya.
"Di China itu [mobil listrik yang] pakai LFP mungkin untuk yang di city aja gitu yang bisnisnya enggak jauh," tutur dia.
Sebelumnya, perbandingan antara baterai kendaraan listrik berbasis LFP dan berbasis nikel tengah menjadi perbincangan di Tanah Air.
Istilah ‘LFP’ menjadi buah bibir setelah disinggung-singgung oleh calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, dalam debat keempat Pilpres 2024 akhir pekan lalu.
Pada debat tersebut, putra sulung Presiden Joko Widodo itu tetiba menanyakan pendapat cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar, soal LFP.
Dia juga bertanya apakah pasangan calon (paslon) 1 ‘antinikel’, dalam konteks upaya pemerintah menghilirkan pertambangaan nikel untuk mengembangkan ekosistem industri baterai kendaraan listrik.
Cak Imin pun membalas bahwa pihaknya tidak antinikel, tetapi mendesak agar pertambangan nikel harus dilakukan dengan lebih beretika dan membawa dampak ekonomi dan lingkungan yang adil kepada masyarakat.
(ibn/wdh)