Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyindir mantan Kepala BKPM Thomas Lembong yang mewarisi potensi investasi mangkrak di era kepemimpinannya.
Thomas Lembong dikenal sebagai co-Kapten Tim Nasional Pemenangan calon presiden (Capres) Anies Baswedan. Sebelumnya Cawapres Gibran Rakabuming Raka berulang kali menyebut Thomas Lembong dalam Debat Cawapres yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU), Minggu (21/2/2024). Thomas menanggapi hal itu dengan menilai bahwa Gibran rindu pada dirinya, karena telah memberi contekan pidato selama 7 tahun kepada sang ayah, Presiden Joko Widodo (Jokowi), ketika berada dalam kabinet periode pertama.
"Saya mulai bekerja sebagai Menteri Investasi pada Oktober 2019, saya diwariskan oleh investasi mangkrak Rp780 triliun, dan alhamdulillah dalam kurun waktu tidak lebih dari 3 tahun, investasi mangkrak tersebut bisa kami eksekusi Rp558,7 triliun atau 78,9% dari yang mangkrak," ujar Bahlil dalam Konferensi Kinerja Investasi Tahun 2023, Rabu (24/1/2024).
Istilah investasi mangkrak yang dipaparkan Bahlil sebenarnya merupakan potensi realisasi investasi pada periode kepemimpinan Thomas Lembong. Setiap tahun, BKPM memiliki potensi investasi yang belum dan akan direalisasikan di tahun-tahun berikutnya. Sementara itu, istilah pasca-mangkrak yang disebutkan merupakan potensi investasi yang telah difasilitasi oleh BKPM.
"Salah satu contohnya, investasi Lotte Chemical Rp60 triliun di Cilegon, progres-nya sekarang sudah 80%, sebelumnya mangkrak 4-5 tahun. pemimpin terdahulu tidak bisa menyelesaikan ini, karena memang ilmu lapangan tidak ada sekolahnya di Harvard," kelakar Bahlil, menyindir Tom Lembong yang diketahui merupakan lulusan Harvard.
"Apalagi menyelesaikan masalah pemain lapangan. Ini saya bilang masalah hantu, orang yang bisa menyelesaikan masalah hantu cuma orang yang pernah menjadi hantu atau berkawan dengan hantu," lanjut Bahlil.
Selanjutnya, menurut Bahlik, terdapat pula investasi mangkrak yang berhasil diselesaikan olehnya, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Cirata yang dikenal sebagai terbesar di Asia Tenggara. Proyek yang mangkrak selama 5 tahun ini akhirnya terselesaikan. Terakhir, ada pula pabrik semen di Kalimantan Timur yang kini sudah produksi.
"Itu adalah diwarisi oleh pemimpin terdahulu, tapi saya tidak boleh marah karena sistem kepemimpinan kita berkelanjutan untuk memperbaiki," ujar Bahlil.
(lav)