Logo Bloomberg Technoz

Riuh Baterai LFP Vs Nikel, BKPM Waswas Imbasnya ke Investasi EV

Sultan Ibnu Affan
24 January 2024 10:50

Ilustrasi mobil listrik (Bloomberg Technoz)
Ilustrasi mobil listrik (Bloomberg Technoz)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengkhawatirkan perdebatan efisiensi penggunaan lithium ferro phosphate (LFP) dan nickel manganese cobalt (NMC) sebagai bahan baku baterai dapat berimbas terhadap investasi kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) ke dalam negeri.

Deputi Bidang Promosi dan Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Nurul Ichwan mengatakan, perdebatan tersebut dapat menghambat pertumbuhan pasar EV dalam negeri.

"Sebenarnya yang berpengaruh itu adalah kepastian akan market-nya. Jadi kalau saya melihat kepastian mereka untuk melakukan investasi di Indonesia, bukan karena an sich pemerintah akan bersikap seperti apa dan regulasi seperti apa." ujarnya saat ditemui di Jakarta, Selasa (23/1/2024).

Nurul mengatakan upaya Indonesia dalam menggaet investasi produsen baterai hingga kendaraan listrik di dalam negeri saat ini telah membuahkan hasil. Dalam kaitan itu, dia mengkhawatirkan perdebatan soal efisiensi LFP dan NMC sebagai bahan baku baterai EV, dapat kembali membuat para investor kembali berpikir ulang. 

Penggunaan LFP untuk baterai kendaraan listrik makin populer./dok. Bloomberg

Maraknya investasi EV di Tanah Air sedianya memang disebabkan lantaran Indonesia dinilai menjadi cengkeraman rantai pasok EV global karena memiliki nikel –  sebagai bahan penting pembuatan baterai EV – yang melimpah ruah.