Logo Bloomberg Technoz

Seperti yang diwartakan oleh Bloomberg News, Pemerintah China sedang mendiskusikan lebih lanjut terkait dengan paket tindakan stimulus senilai 2 triliun yuan (yang setara dengan US$278,53 miliar) untuk menstabilkan pasar sahamnya.

Perdana Menteri Li Qiang baru-baru ini memimpin rapat kabinet negara tersebut, yang menyerukan diambilnya "Langkah-langkah yang lebih kuat dan efektif untuk menstabilkan pasar dan meningkatkan kepercayaan pasar."

Meskipun tersiarnya berita positif yang jarang terjadi, termasuk dana stabilisasi yang sedang dikerjakan dan perintah Perdana Menteri Li Qiang untuk menenangkan pasar, kekhawatiran tetap ada karena para investor yang kecewa mengatakan bahwa pemulihan dan penyertaan apa pun akan cepat berlalu tanpa adanya perbaikan mendasar yang fundamental bagi perekonomian China yang sedang lesu.

Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, pada perdagangan kemarin, mayoritas Bursa Asia ditutup menguat usai tersiar kabar bahwa China tengah mempertimbangkan paket stimulus senilai US$278,5 miliar untuk menstabilkan pasar modal negara tersebut.

Bersamaan dengan itu, indeks Nikkei justru melemah setelah Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) mempertahankan suku bunga jangka pendek -0,1%. BoJ juga menurunkan perkiraan inflasi untuk tahun fiskal April-Maret menjadi 2,4% dari 2,8%.

“Di pasar obligasi, imbal hasil (Yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun turun menjadi 4,10% dari 4,15% menjelang rilis data ekonomi penting AS minggu ini seperti S&P Global Flash US Manufacturing PMI (Rabu), Perhitungan Awal PDB 4Q23 (Kamis) dan Personal Consumption Expenditure (PCE) Price Index pada hari Jumat. Data-data ini dapat memberi informasi mengenai kapan Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan mulai memangkas suku bunga acuan,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

Sebagai sentimen lanjutan, pada Kamis, perhatian investor akan beralih ke pertemuan Bank Sentral Eropa dan apakah para pejabat di sana mungkin mengindikasikan dimulainya pelonggaran kebijakan.

AS juga akan mendapatkan beberapa data akhir menjelang pertemuan FOMC minggu depan dengan pembacaan PDB kuartal keempat pada Kamis dan pembacaan inflasi pilihan The Fed pada Jumat.

Sentimen yang juga akan menggerakan IHSG juga datang dari dalam negeri, penyaluran kredit baru pada Kuartal I-2024 diprediksi melambat dibandingkan dengan kuartalan sebelumnya. Ini terindikasi dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) prakiraan penyaluran kredit baru sebesar 44,6%, lebih rendah dari SBT kuartalan sebelumnya mencapai 96,1%.

Hal ini tercantum dalam hasil Survei Perbankan Kuartal IV-2023 yang dirilis Bank Indonesia (BI) pada Selasa (23/1/2024).

“Prakiraan tersebut sejalan dengan pola historis realisasi pertumbuhan kredit baru. Prioritas utama responden dalam penyaluran kredit baru pada Kuartal I-2024 adalah kredit modal kerja, diikuti oleh kredit investasi dan kredit konsumsi,” tulis Survei Perbankan BI Kuartal IV-2023.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG kembali menguat 0,11% ke 7.256 disertai volume pembelian, kembali lagi bahwa IHSG belum mampu menembus MA-20. 

“Cermati support terdekat di 7.152, apabila IHSG menembus support tersebut diperkirakan pergerakan IHSG saat ini sedang membentuk wave c dari wave (ii) sehingga IHSG akan rawan melanjutkan koreksinya menguji ke 7.021-7.111,” papar Herditya dalam risetnya pada Rabu (24/1/2024).

Herditya juga memberikan catatan, namun, bila IHSG masih mampu bertahan di atas area tersebut, maka terdapat kemungkinan IHSG akan menguji kembali 7.278-7.307 untuk membentuk wave b dari wave (ii).

Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, AGII, ASII, ELSA, dan MBMA.

Kemudian, Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, IHSG ada potensi untuk menguat pada perdagangan hari ini, jika tetap bertahan di atas 7.250. Maka berpeluang menuju uji resistance ke 7.300.
 
“IHSG mencoba keluar dari area konsolidasi 7.200–7.250 di Selasa (23/1). IHSG kembali membentuk lower shadow panjang di hari ketiga berturut-turut. Akan tetapi, volume transaksi masih cenderung melanjutkan penurunannya. Dengan demikian, belum terdapat validasi yang cukup kuat untuk IHSG mengakhiri fase konsolidasinya,” tulisnya.

Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini, seperti BBNI, BNGA dan BTPS. Selain saham bank, pelaku pasar dapat mencermati peluang trading buy pada AMRT, MIDI dan ADMR.

(fad)

No more pages