Gilad Erdan, Duta Besar Israel untuk PBB, mengkritik Dewan Keamanan atas tindakannya sejak serangan 7 Oktober oleh Hamas yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan mengakibatkan sekitar 240 orang diculik. Lebih dari 25.000 warga Palestina telah terbunuh sejak Israel memulai kampanye militer terhadap kelompok tersebut, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.
Hamas telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa.
"Timur Tengah sedang menderita kanker, dan hingga hari ini Dewan Keamanan hanya membahas pemberian aspirin," kata Erdan kepada Dewan.
"Menurut Anda apa yang akan terjadi jika ada gencatan senjata? Hamas akan tetap berkuasa, mereka akan berkumpul kembali dan mempersenjatai diri, dan tak lama lagi warga Israel akan menghadapi upaya Holocaust," kata Erdan. "Apakah ini hasil yang Anda inginkan untuk kita semua?"
Permusuhan Israel-Hamas telah memperparah perpecahan yang mendalam di Dewan Keamanan, yang sebagian besar telah dilumpuhkan oleh invasi Rusia ke Ukraina. AS, yang memiliki hak veto, telah menolak untuk mendukung resolusi apa pun yang menyertakan bahasa yang secara eksplisit menyerukan gencatan senjata.
Sekjen PBB, yang menghadapi kritik dari para pejabat Israel atas sikapnya terhadap perang, menyerukan kondisi yang lebih baik agar para pekerja kemanusiaan dapat memberikan bantuan secara lebih efektif. Guterres juga mendesak pembentukan lebih banyak titik penyeberangan ke Gaza, dan meminta Israel untuk mempercepat visa bagi para pejabat PBB.
(bbn)