BPS mencatat produksi Gabah Kering Giling (GKG) mencapai 54,75 juta ton pada 2022. Sementara, produksi GKG hingga Oktober 2023 saja sudah mencapai 53,63 juta ton. Demikian pula dengan data produksi beras yang mencapai 31,5 juta ton pada 2022. Sedangkan hingga Oktober 2023, produksi beras sudah mencapai 30,9 juta ton.
Dari data tersebut nampak bahwa alasan pemerintah melakukan impor dengan alasan fenomena el nino dan kegagalan panen di sejumlah wilayah tak tepat. "Saya melihat ada indikasi ketidakwajaran dalam hal besarnya volume impor beras pada Tahun 2023," ujar Said.
Menurut Said, debat capres-cawapres adalah ajang bagi para peserta Pemilu 2024 menunjukkan kualitas kepemimpinan nasional, bukan hanya dari kemampuan pengetahuan semata. Debat justru menampilkan kualitas kejujuran, dan kepemimpinan para calon.
"Jadi sebaiknya calon pemimpin harus berani mengungkapkan data yang jujur. Oleh sebab itu, urusan beras, data dan kebijakannya jangan dijadikan komoditas politik elektoral, apalagi jika disampaikan dengan tidak jujur, tentu hal itu tidak baik. Bagi pemimpin, berani jujur itu bukan kehebatan, tetapi keharusan. Sebab kata-kata dan perbuatannya berpengaruh luas kepada rakyat," kata Said.
Sebelumnya, Gibran merespon pertanyaan Cawapres nomor urut 03, Mohammad Mahfud MD tentang semakin tingginya angka impor pangan pemerintahan Jokowi. Wali Kota Solo tersebut pun mengklaim Indonesia sudah sempat mencapai swasembada beras pada 2019-2022. Ayahnya, kata dia, terpaksa melakukan impor beras karena turunnya produksi beras dalam negeri akibat El Nino.
(prc/frg)