“Kebijakan penyaluran kredit diperkirakan lebih ketat, antara lain pada aspek agunan, plafon kredit, dan persyaratan administrasi. Di sisi lain, suku bunga kredit dan biaya persetujuan kredit diperkirakan tetap longgar,” tulis hasil survei BI.
Kebijakan penyaluran kredit pada triwulan I 2024 diperkirakan sedikit lebih ketat dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) triwulan I 2024 yang bernilai positif sebesar 0,3%
Jika dibandingkan triwulan sebelumnya, standar penyaluran kredit yang lebih ketat diperkirakan terjadi pada hampir seluruh jenis kredit, kecuali KPR/KPA.
Selanjutnya, mayoritas aspek kebijakan penyaluran kredit diperkirakan mengetat dibandingkan triwulan sebelumnya, khususnya perjanjian kredit dan agunan.
Sementara itu, kebijakan plafon kredit diperkirakan lebih longgar. Adapun kebijakan suku bunga kredit dan biaya persetujuan kredit diperkirakan tetap longgar .
“Hasil survei menunjukkan responden tetap optimis terhadap pertumbuhan kredit ke depan. Responden memprakirakan pertumbuhan kredit untuk keseluruhan tahun 2024 sebesar 10,8% (yoy). Optimisme tersebut antara lain didorong oleh prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan serta relatif terjaganya risiko penyaluran kredit,” tulis BI.
Hasil survei perbankan yang dilakukan oleh BI juga menunjukkan penyaluran kredit baru pada triwulan IV 2023 terindikasi meningkat. Hal tersebut tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru sebesar 96,1%, lebih tinggi dibandingkan 95,4% pada triwulan sebelumnya.
Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan penyaluran kredit baru yang meningkat terjadi pada hampir seluruh jenis kredit, kecuali kredit konsumsi. Peningkatan terindikasi terjadi pada kredit modal kerja dengan SBT 93,5% dan kredit investasi dengan SBT 85,0%.
“Sementara itu, kredit konsumsi mencatat SBT 79,3% terindikasi tumbuh positif didorong oleh KKB dan KTA yang terindikasi meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Di sisi lain, kredit multiguna, kartu kredit, dan KPR/ KPA terindikasi tumbuh terbatas,” tulis laporan resmi BI.
Secara sektoral, pertumbuhan penyaluran kredit baru tertinggi terutama terjadi pada sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum mencatat SBT 85,9%, diikuti oleh sektor Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan dengan SBT 84,8%, serta sektor Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi dengan SBT 66,8%.
(azr/lav)