"Dan sebagai seorang pembantu presiden (menteri) tentu tidak akan berani melakukan tindakan kalau tidak ada perintah dari pimpinannya," kata Pengamat Politik UI, Cecep ketika dihubungi oleh Bloomberg Technoz, Selasa (23/1/2024).
"Jadi akhirnya ini mengonfirmasi ada campur tangan (pemimpin). Kalau dalam bahasa mereka, itu cawe-cawe presiden dalam kontestasi Pilpres 2024," sambungnya.
Cecep menilai data yang disampaikan oleh masing-masing tim paslon 01 maupun 03 tentunya sudah dipertimbangkan dan yakin menjadi pertaruhan bagi mereka. Narasi mengoreksi pemerintah, tentu tersusun dengan data yang benar keabsahannya.
"Tinggal sampaikan saja tim yg diserang balik, dalam hal ini tim Ganjar-Mahfud dan juga Anies-Muhaimin. Apakah data yg mereka sampaikan itu data yang kurang tepat? Karena saya kira mereka juga kan mempertaruhkan reputasi," jelasnya.
"Jadi disini harus dua belah pihak, harus menunjukkan bahwa data mereka memang terverifikasi," tegasnya.
Ambisi Satu Putaran
Sementara itu, tim Paslon 02 sendiri memang kerap kali menggaungkan untuk bisa satu putaran dalam Pilpres 2024.
Setali tiga uang, muncul sejumlah lembaga survei yang telah merilis raihan elektabilitas Prabowo-Gibran telah merangkak naik mencapai 50 persen. Ini merupakan syarat utama untuk menang satu putaran, paslon harus mendapatkan suara 50%+1.
Dukungan hasil survei lembaga tertentu, ditambah dukungan kuat instrumen kekuasaan melawan narasi paslon 01 dan 03, dianggap boleh jadi menegaskan upaya yang tengah diusahakan untuk ambisi satu putaran tercapai.
Kendati demikian, Cecep menekankan bahwa konstrlasi politik masih bisa lama, dan bisa saja berubah. Satu putaran atau dua putaran, kata dia, masih memiliki kemungkinan yang sama.
"Kita masih ada waktu sekitar 21 hari lagi lah sebenarnya, dan semua hal masih bisa berubah ya. Bagaimana 01 dan 03 bisa untuk atau meningkatkan hasil suara daripada hasil survei yg terakhir. Jadi semua kemungkinan masih bisa terbuka, baik 01, 02, 03," pungkasnya.
(ain)