Meski ada downgrade, mayoritas konsensus analis Bloomberg masih memasang sikap bullish untuk saham ANTM.
Sebanyak 20 analis merekomendasikan buy saham ANTM. Kemudian tujuh analis merekomendasikan hold dan satu analis merekomendasikan sell.
Konsensus menghasilkan target harga saham ANTM Rp1.981,25/saham untuk 12 bulan ke depan.
Sementara, untuk saham INCO, meski mayoritas merekomendasikan buy, namun analis yang merekomendasikan hold cukup banyak.
Secara konsensus, 12 analis merekomendasikan hold saham INCO dan 16 analis merekomendasikan buy. Ada dua analis yang merekomendasikan sell.
Target harga konsensus saham INCO ada di level Rp5.407/saham untuk 12 bulan ke depan.
Saham INCO dan ANTM tengah berada dalam bayang-banyang harga nikel yang makin terjerembap sepanjang awal tahun ini, sejalan dengan bayang-bayang isu oversuplai komoditas mineral logam itu, imbas ekstensifikasi produksi dari negara-negara produsen utama termasuk Indonesia.
Berdasarkan perkiraan International Nickel Study Group (INSG), sebuah lembaga organisasi analisis pasar nikel, sebanyak 239.000 mt nikel berpotensi tak terserap pasar pada tahun ini.
Perkiraan itu membalikkan tren lampauan permintaan pada tahun lalu yang sebanyak 223.000 mt.
Harga nikel turun 45% sepanjang 2023, terbebani oleh membanjirnya pasokan murah dari Indonesia, di mana teknik baru untuk memproduksi bahan yang setara dengan baterai mengancam akan mengganggu industri ini.
(fad/dhf)