“Menopause juga membuat kulit mengering dan cairan di sekitar persendian juga menyusut. Otot melemah. Sendi-sendi bergesekan dan menimbulkan rasa sakit,” kata Profesor Yong.
Tak hanya itu, Profesor Yong menambahkan, gejala umum wanita yang mau menopause adalah kekeringan pada vagina, kelelahan fisik dan mental, serta kekuatan otot yang buruk.
Salah satu peserta penelitian, Madam Amy Fang mengutarakan dirinya mengidap arthralgia selama satu dekade mengaku hal tersebut membuat dirinya tidak nyaman. Termasuk pada tulang belakang dan saraf, menghambat kemampuannya untuk melakukan tugas-tugas dasar sehari-hari, dan secara signifikan mempengaruhi kualitas hidupnya.
"Ini pertama kali saya lihat sebagai (gejala penuaan) dan diberitahu bahwa saya tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak ada yang memberi tahu saya bahwa hal itu mungkin terkait dengan menopause. Itu adalah perjalanan yang sangat sulit karena tidak ada seorang pun yang memahami rasa sakit yang saya alami," ujarnya.
Arthralgia menopause adalah suatu kondisi yang bahkan para dokter di seluruh dunia tidak menyadarinya.
Menopause bisa jadi faktor alzheimer
Di seluruh Amerika Serikat, sekitar 6 juta orang dewasa yang berusia 65 tahun ke atas menderita penyakit Alzheimer. Hampir dua pertiga dari mereka adalah wanita – sebuah ketidaksesuaian yang para peneliti telah lama kaitkan dengan genetika dan umur hidup wanita yang lebih panjang, di antara alasan lainnya.
Namun, semakin banyak kesepakatan bahwa masa menopause juga dapat menjadi faktor risiko penting untuk perkembangan demensia di usia tua.
Dr. Lisa Mosconi, seorang neuroscientist dan direktur Women's Brain Initiative di Weill Cornell Medicine mengatakan wanita yang mengalami fase hidup ini, yang secara klinis didefinisikan sebagai akhir masa kesuburan, menghadapi perubahan sebanyak dalam otak seperti dalam ovarium.
Meskipun sebagian besar wanita akan mengatasi perubahan ini tanpa konsekuensi kesehatan jangka panjang, sekitar 20 persen akan mengembangkan demensia dalam beberapa dekade yang mengikuti.
(spt)