Baterai ini juga digunakan sebagian besar kendaraan listrik saat ini, meskipun dengan unsur kimia yang sering berbeda dari baterai untuk barang elektronik konsumen.
Baterai ini sangat populer karena kepadatan energinya yang tinggi, ringan, dan umurnya yang panjang. Selain itu, baterai ini mudah diisi ulang dan memiliki waktu pengisian yang lebih cepat daripada jenis baterai lainnya.
Baterai mobil listrik terbuat dari karbon dan litium yang sangat reaktif yang dapat menyimpan banyak energi. Namun, baterai ini juga memiliki kelemahan karena mahal, sensitif terhadap suhu tinggi, dan rentan terhadap kerusakan jika tidak digunakan untuk waktu yang lama.
2. Nikel-Logam Hidrida atau Nickel-Metal Hydride (NiMH)
NiMH adalah jenis baterai yang juga biasa digunakan pada mobil listrik. Baterai ini memiliki kepadatan energi yang lebih rendah daripada Li-ion, sehingga mobil yang menggunakan baterai ini cenderung memiliki jangkauan yang lebih pendek. Namun, baterai ini bertahan lebih lama dari Li-ion.
Baterai ini menggunakan hidrogen untuk menyimpan energi, dengan nikel dan logam lain (seperti titanium) sebagai elektroda. Baterai ini memiliki keunggulan biaya rendah, ramah lingkungan, dan tahan terhadap pengisian daya yang berlebihan.
Namun, baterai ini juga memiliki kekurangan karena berat, kapasitas rendah, efisiensi rendah, dan umur pendek.
3. Asam Timbal (Lead Acid)
Baterai asam timbal atau lead acid adalah jenis baterai yang sudah lama digunakan di mobil konvensional, tetapi juga bisa digunakan di mobil listrik. Baterai tertua yang digunakan untuk kendaraan listrik terbuat dari timbal dan asam sulfat sebagai elektroda.
Baterai ini memiliki keuntungan karena murah, mudah didaur ulang, dan mudah diisi ulang.
Namun, baterai ini juga memiliki kelemahan karena sangat berat, kapasitas sangat rendah, efisiensi sangat rendah, dan umur yang sangat pendek.
4. Baterai Solid State
Baterai solid state adalah jenis baterai terbaru yang masih dalam pengembangan, yang menggunakan elektrolit padat sebagai konduktor ion di antara elektroda. Baterai ini diharapkan memiliki bobot yang sangat ringan, kapasitas yang sangat besar, efisiensi yang sangat tinggi, dan umur yang sangat panjang.
Namun, baterai ini masih menghadapi tantangan dalam bentuk biaya produksi yang sangat mahal dan teknologi yang belum matang.
5. Baterai Nickel-Cadmium
Baterai ini menggunakan nikel oksida hidroksida dan kadmium sebagai elektroda. Baterai ini memiliki keunggulan dalam ketahanan yang baik terhadap siklus pengisian ulang dan suhu ekstrem.
Namun, baterai ini juga memiliki kelemahan berupa bobot yang cukup berat, kapasitas yang relatif rendah, efisiensi yang relatif rendah, dan umur yang relatif singkat. Selain itu, baterai ini juga tidak ramah lingkungan karena mengandung kadmium yang beracun.
6. Ternary lithium-ion (NMC)
Baterai NMC adalah salah satu jenis baterai mobil listrik paling populer di pasaran. Baterai NMC memiliki keunggulan kapasitas tinggi, tegangan tinggi, stabilitas termal yang baik, dan biaya rendah dibandingkan dengan baterai Li-ion lainnya.
Baterai NMC juga mengandung nikel yang merupakan elemen penting untuk meningkatkan kinerja baterai Li-ion.
7. Ultracapacitors
Ultracapacitors menyimpan energi di antarmuka antara elektroda dan elektrolit saat tegangan diterapkan. Kapasitas penyimpanan energi meningkat seiring dengan meningkatnya luas permukaan elektrolit-elektroda.
Meskipun ultracapacitors memiliki kepadatan energi yang rendah, mereka memiliki kepadatan daya yang sangat tinggi, yang berarti mereka dapat memberikan daya dalam jumlah tinggi dalam waktu singkat.
Ultracapacitors mungkin juga berguna sebagai perangkat penyimpanan energi sekunder dalam kendaraan penggerak listrik karena mereka membantu baterai elektrokimia meratakan daya beban.
(dov/wdh)