"Ceritanya berubah untuk saham-saham Bullish," kata David Donabedian dari CIBC Private Wealth US.
"Optimisme investor telah didorong oleh keyakinan bahwa akan ada penurunan suku bunga yang agresif oleh The Fed," tambahnya.
Dari sisi yang berseberangan, di Asia, fokus tetap tertuju pada kelesuan ekonomi pasca-pandemi di China, setelah Indeks CSI 300 China mencapai level terendah dalam lima tahun pada Senin. Meskipun komentar terbaru Perdana Menteri Li memicu beberapa optimisme investor, sebagian besar menunggu rincian lebih lanjut tentang apa yang sedang dipertimbangkan oleh pihak berwenang.
Kejatuhan indeks China terjadi di tengah sejumlah bank komersial China mempertahankan tingkat suku bunga pinjaman acuan mereka, langkah yang mengikuti keputusan baru-baru ini oleh Bank Sentral untuk mempertahankan biaya pinjaman yang ketat membuat investor kecewa yang berharap pada stimulus yang lebih agresif.
Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, di tengah tekanan atas nilai tukar mata uang Yuan, Bank Sentral China (People's Bank of China/PBOC) mempertahankan suku bunga Loan Prime Rate (LPR) bertenor 1 tahun dan 5 Tahun masing-masing di 3,45% dan 4,20%, sehingga mengecewakan para investor yang mengantisipasi adanya kebijakan untuk menstimulasi ekonomi.
“Sebagian besar pinjaman bank yang beredar (Outstanding) dan pinjaman baru berdasar pada suku bunga LPF bertenor 1 Tahun, sementara suku bunga LPR bertenor 5 tahun mempengaruhi suku bunga KPR. Minggu lalu PBOC mengejutkan pasar dengan mempertahankan suku bunga Medium-term Lending Facility (MLF) bertenor 1 Tahun,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 0,28% ke 7.247 disertai volume pembelian, kembali IHSG belum mampu menembus MA-20.
“Cermati support terdekat di 7.152, apabila IHSG menembus support tersebut diperkirakan pergerakan IHSG saat ini sedang membentuk wave c dari wave (ii) sehingga IHSG akan rawan melanjutkan koreksinya menguji ke 7.021-7.111,” papar Herditya dalam risetnya pada Selasa (23/1/2024).
Herditya juga memberikan catatan, namun, bila IHSG masih mampu bertahan di atas area tersebut, maka terdapat kemungkinan IHSG akan menguji kembali 7.278-7.307 untuk membentuk wave b dari wave (ii).
Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, ACES, BFIN, BREN, dan HRTA.
Kemudian, Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, IHSG diperkirakan kembali fluktuatif di 7.150–7.250.
“Sesuai perkiraan, konsolidasi IHSG di atas support 7.200 berlanjut di Senin (22/1). Pergerakan tersebut diikuti kecenderungan penurunan rata-rata volume transaksi. Stochastic RSI dan MACD cenderung bergerak sideways, memperkuat kecenderungan konsolidasi lanjutan. IHSG diperkirakan kembali fluktuatif dalam rentang 7.185–7.250 di Selasa (23/1),” tulisnya.
Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini, yang berkaitan dengan money flow, terutama BBCA, BBNI, BBRI dan BMRI terindikasi memasuki oversold area di support. Alternatif lain adalah NISP dan BDMN. Di luar bank, speculative buy pada TBIG, ACES dan EXCL dapat dicermati.
(fad)