Bagi Indonesia, Jepang adalah salah satu negara mitra yang penting. Di bidang perdagangan, investasi, hingga pariwisata, Jepang memegang peranan yang tidak sedikit.
Sepanjang tahun lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor non-migas Indonesia ke Jepang adalah US$ 23,19 miliar. Melonjak 37,29% dari tahun sebelumnya dan menyumbang 8,41% dari total ekspor non-migas. Jepang adalah negara tujuan ekspor terbesar keempat setelah China, Amerika Serikat (AS), dan India.
Ke depan, diharapkan permintaan di Jepang bisa pulih meski sekarang masih tertahan. Saat permintaan pulih, maka produk-produk Indonesia bisa kian diminati sehingga mendukung ekspor.
Produk-produk Indonesia yang diminati ke Jepang umumnya adalah bahan baku/penolong untuk kegiatan industri. Misalnya gas alam (nilai ekspor 2022 sebesar US$ 1,61 miliar), kayu lapis (US$ 591,1 juta), dan minyak kelapa sawit (US$ 199,49 juta).
Kemudian di sisi investasi, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan Penanaman Modal Asing (PMA) dari Jepang sepanjang 2022 bernilai US$ 3,6 miliar. Jepang menjadi investor PMA terbesar keempat setelah Singapura (US$ 13,3 miliar), China (US$ 8,2 juta), dan Hong Kong (US$ 5,5 miliar).
Saat ini, sentimen di kalangan dunia usaha Jepang masih negatif. Indeks Tankan, yang mengukur keyakinan pebisnis di Jepang, berada di 7 pada Desember 2022. Turun dari bulan sebelumnya yang sebesar 8.
Namun, bukan berarti tidak ada harapan. Ke depan, ada kemungkinan dunia usaha di Jepang bangkit.
“Industriawan, terutama di sektor otomotif, makang masih hati-hati. Namun, ada harapan seiring pencabutan pembatasan Covid-19,” kata Nobuyasu Atago, Kepala Ekonom Ichiyoshi Securities, sebagaimana diwartakan Bloomberg News.
Kemudian di sisi pariwisata, wisatawan asing dari Jepang adalah sumber devisa yang menjanjikan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, rata-rata turis Jepang mengeluarkan dana US$ 1.677,66 (Rp 25,92 juta) untuk setiap kunjungan.
Sepanjang 2022, kunjungan turis Jepang ke Tanah Air adalah 73,22 ribu. Dengan begitu, turis Jepang total menghabiskan US$ 122,84 juta (Rp 198,39 miliar) selama berada di Indonesia.
Saat ekonomi bangkit, plus tidak ada lagi berbagai pembatasan terkait pandemi, maka diharapkan turis Jepang yang menyambangi Indonesia akan terus bertambah. Selain menyumbang devisa, kedatangan mereka juga mampu menciptakan lapangan kerja bagi rakyat Indonesia.
(aji)