Royke mengatakan, divestasi saham perusahaan di BSI tidak terlalu besar. Alasannya, bisnis perbankan syariah yang dijalankan BSI di Tanah Air sangat baik.
“Kalau kami mungkin sementara tidak besarlah, mungkin sekitar 5% cukuplah (divestasi),” ujar Royke pekan lalu.
Kendati begitu, BBNI tidak terburu-buru melepaskan kepemilikan sahamnya kepada investor lain. Royke menyebut ada kemungkinan aksi korporasi itu masih akan ditahan.
“Ya belum lah, kalau bisa ditahan, tahan dulu saja. Kami memang tadinya kalau ada investor yang akan masuk, ingin ambil, tapi kan kalau kami lihat BSI bisnisnya bagus, harusnya kami (BNI) bertahan saja,” kata dia.
Pada rencana awal, lanjut Royke, pelepasan saham di BSI akan dialokasikan sebagai modal anak usaha BBNI. Meskipun kebutuhan dana untuk pertumbuhan non-organik bisnis perusahaan juga bisa berasal dari skema lainnya, tak hanya divestasi.
“Kebetulan juga laba kami membaik, equity kami makin bagus. Jadi harusnya nggak terlalu mendesak. Tapi kami bisa melakukan aksi korporasi lagi kalau ada jumlah equity yang cukup,” imbuhnya.
(mfd/roy)