Dalam skenario World Recource Institute, jika pertumbuhan kendaraan listrik yang tinggi di China dengan lebih dari 3 juta electric vehicle (EV) pada tahun 2035 di sejumlah kota besar, pengisian baterai mobil dapat meningkatkan permintaan daya puncak sebesar hampir 12%, sehingga membebani sistem pembangkitan dan transmisi.
Atas itulah pemerintah setempat berupaya mencari solusi untuk mencegah jika jaringan listrik sebagai pemasok kewalahan. Mendorong teknologi vehicle-to-grid (V2G) secara masif adalah alternatif penyelesaian.
Seluruh kendaraan dengan energi baru, menurut NDRC, adalah bagian penting dalam proyek sistem penyimpanan energi China pada tahun 2030, dilaporkan Reuters.
Proyek mobil listrik sebagai generator ke jaringan listrik, menjadikan sebuah armada sebagai sistem penyimpanan energi di atas roda. Saat daya berlimpah, mobil listrik akan memasok listrik kembali ke sistem saat permintaan melonjak.
Menurut manager dari World Recource Institute Lulu Xue, industri bidang kelistrikan China lebih teregulasi dibandingkan AS dan Eropa, hal yang memungkinkan visi pemerintah China dalam integrasi jaringan kendaraan listrik dapat berjalan.
Dalam laporan BloombergNEF, pada tahun 2040 mobil listrik di China dapat memiliki kapasitas yang cukup untuk memasok semua kebutuhan permintaan puncak negara saat teknologi EV sudah mencapai level V2G.
Namun dalam pengembangan jangka pendek, pemilik mobil listrik akan senang jika mereka bisa membuat mobil listrik tidak perlu mengisi daya pada jam-jam sibuk.
Mengisi daya pada waktu-waktu tersibuk akan membebani jaringan listrik yang telah terbukti rawan dalam beberapa tahun terakhir. Hal yang berimbas pada kebutuhan bahan bakar fosil yang lebih banyak dan harus dibakar untuk memenuhi konsumsi.
NDRC menginginkan setidaknya 60% dari semua pengisian daya kendaraan listrik di kota-kota percontohan dilakukan pada saat permintaan rendah pada tahun 2025.
Hal penting dalam integrasi jaringan kendaraan adalah mekanisme yang memungkinkan mobil dan pengemudi mengetahui ketika ada kelebihan daya dan ketika pasokan terbatas.
Sementara beberapa tempat seperti California dan Australia memiliki harga listrik dinamis—yang dapat berubah setiap saat — justru sebagian besar wilayah China memiliki harga yang tetap sepanjang hari, terutama untuk pelanggan perumahan.
(wep)