Logo Bloomberg Technoz

Analis Prediksi Peredaran Uang Lanjutkan Penurunan, DPK Kian Lesu

Redaksi
22 January 2024 09:26

Rupiah Tahun Emisi 2022 (Dok. Bank Indonesia)
Rupiah Tahun Emisi 2022 (Dok. Bank Indonesia)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Peredaran uang pada Desember diprediksi kembali melanjutkan tren penurunan yang sudah berlangsung sejak Oktober lalu. Terus susutnya uang beredar di perekonomian domestik akan menyeret pertumbuhan dana pihak ketiga ke level lebih rendah dibanding bulan sebelumnya dan menempatkan likuiditas perbankan dalam keketatan lebih lanjut.

Di sisi lain, penurunan likuiditas perekonomian bila terus berlanjut dalam kecepatan lebih besar bisa mengarahkan Indonesia pada kondisi deflasi di mana jumlah uang beredar yang kian berkurang akan memangkas daya beli masyarakat semakin rendah. Tekanan daya beli saat ini sudah cukup dirasakan oleh masyarakat terindikasi dari level inflasi inti Desember yang sudah di bawah 2%, terendah sejak pandemi mereda akhir 2021 lalu.

"Prediksi kami, uang beredar M2 (broad money) pertumbuhannya melambat pada Desember di kisaran 3%-3,2% dari tadinya 3,3% pada November. Ini akan menurunkan posisi outstanding dana pihak ketiga perbankan yang diprediksi tumbuh 3,5%-3,7%, dibanding November 3,8%," kata Fixed Income and Macro Strategist Mega Lionel Prayadi dalam catatannya untuk klien, pekan lalu.

Jumlah uang beredar terus menurun tidak bisa dilepaskan dari kebijakan pengetatan yang dilangsungkan oleh Bank Indonesia sejak Agustus 2022 lalu ditambah langkah BI yang tak terduga menaikkan lagi bunga acuan BI rate demi menopang nilai tukar rupiah pada Oktober lalu. Perekonomian yang sudah melambat pada kuartal III-2023, semakin ketat. 

Pada Oktober dan November lalu, jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) tercatat hanya tumbuh masing-masing 3,4% dan 3,3%, lebih rendah dibanding September yang masih naik 6%.