Logo Bloomberg Technoz

Ben Westcott - Bloomberg News

Bloomberg, Australia telah menghentikan sementara pengajuan visa untuk individu yang berinvestasi lebih dari A$5 juta (sekitar Rp51 miliar) ke negara tersebut. Penghentian ini merupakan bagian dari reformasi kebijakan imigrasi yang lebih luas, bertujuan untuk menarik lebih banyak pekerja dengan keterampilan tinggi.

Semua pengajuan untuk visa investasi yang dikenal sebagai Golden Visa telah ditunda. Menteri Dalam Negeri Clare O'Neil mengatakan, visa ini adalah salah satu dari "banyak aspek" dalam sistem imigrasi Australia yang akan diubah pemerintah guna "menciptakan sistem yang bermanfaat bagi negara kita."

Visa investasi serupa di negara lain telah menghadapi kritik di seluruh dunia karena diduga disalahgunakan oleh orang-orang kaya dan tidak menguntungkan negara itu sendiri. Masalah utama adalah bahwa dana yang diinvestasikan seringkali mengalir ke aset real estate atau keuangan, bukan ke sektor produktif perekonomian.

Properti di Australia (Sumber: Bloomberg)

"Sudah jelas selama bertahun-tahun bahwa visa ini tidak memberikan apa yang dibutuhkan negara dan ekonomi kita dari sistem migrasi," kata O'Neil dalam sebuah pernyataan.

Pemerintah Partai Buruh Australia yang berhaluan tengah-kiri meluncurkan strategi imigrasi baru pada bulan Desember untuk menurunkan jumlah imigran baru ke tingkat sebelum pandemi Covid-19. Strategi ini termasuk tindakan keras terhadap penyalahgunaan visa pelajar dan lebih fokus pada perekrutan pekerja berkompeten untuk mengisi kekurangan tenaga kerja dalam berbagai sektor ekonomi.

Australia mengalami tingkat imigrasi yang sangat tinggi pada tahun 2023, dengan lebih dari 500.000 orang memasuki negara itu dalam periode 12 bulan.

Surat kabar The Australian melaporkan pada hari Senin bahwa kategori Visa Investor akan dihapuskan. O'Neil telah mempertimbangkan untuk meninjau visa tersebut pada tahun 2022, dengan menyatakan bahwa ia melihat sedikit alasan untuk mempertahankan pengaturan imigrasi khusus bagi investor kaya.

"Visa ini sebenarnya merugikan kita secara rata-rata, karena orang-orang ini biasanya datang pada tahap akhir kehidupan mereka, seringkali pada akhir karier bisnis mereka dan datang ke Australia untuk menetap dan pensiun," katanya saat itu.

Visa Investor juga telah dikritik oleh lembaga think tank Grattan Institute Australia. Sebuah laporan pada bulan September 2022 menemukan bahwa visa ini memberikan sedikit pendapatan pajak bagi pemerintah Australia, sementara membebani ekonomi dengan biaya layanan yang besar untuk para investor baru tersebut.

(bbn)

No more pages